Ayah pelaku bom Boston akan datang ke AS
A
A
A
Sindonews.com – Anzor Tsarnaev, ayah dari dua tersangka pelaku bom Boston, Tamerlan Tsarnaev (26) dan Dzhokhar Tsarnaev (19) mengaku akan datang ke Amerika Serikat (AS). Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengubur anak tertuanya, Tamerlan yang tewas dalam baku tembak dengan aparat AS.
"Saya akan ke AS. Saya ingin melihat anak saya dan mengubur putra sulung saya. Tidak ada niat buruk dalam kunjungan ini. Saya tidak berencana untuk meledakkan sesuatu," kata Anzor dalam konferensi pers di Makhachkala, Dagestan, Rusia, Kamis (25/4/2013).
Meski selama konferensi pers Anzor terkesan emosi, namun ia mengaku tak menyimpan amarah. "Saya tidak marah pada siapa pun. Saya ingin pergi untuk menemukan kebenaran," ujar Anzor. Ia mengaku, saat ini belum membeli tiket, sehingga belum bisa dipastikan kapan ia akan terbang ke AS.
Sama seperti Anzor, ibu Tamerlan dan Dzhokhar, Zubeidat Tsarnaeva juga berpikir untuk pergi ke AS, tetapi ia belum memutuskan apakah akan pergi. Diduga, belum pastinya rencana kepergian Zubeidat terkait dengan kasus kriminal yang pernah dilakukannya saat tinggal di AS.
Yang pasti, Zubeidat sangat mengecam tindakan aparat AS yang menembak mati Tamerlan dan melukai leher Dzhokhar. “Tamerlan itu tewas, dibunuh dengan kejam. Saya ingin berteriak ke seluruh dunia, apa yang kau lakukan? Dia masih hidup!" ujar Zubeidat.
Beberapa jam setelah kematian Tamerlan, aparat AS berhasil menemukan tempat persembunyian Dzhokhar. Namun, Dzhokhar tak mau menyerah. Akibatnya, terjadi baku tembak yang menyebabkan luka tembak di leher Dzhokhar. Saat ini, ia masih dalam perawatan.
"Saya akan ke AS. Saya ingin melihat anak saya dan mengubur putra sulung saya. Tidak ada niat buruk dalam kunjungan ini. Saya tidak berencana untuk meledakkan sesuatu," kata Anzor dalam konferensi pers di Makhachkala, Dagestan, Rusia, Kamis (25/4/2013).
Meski selama konferensi pers Anzor terkesan emosi, namun ia mengaku tak menyimpan amarah. "Saya tidak marah pada siapa pun. Saya ingin pergi untuk menemukan kebenaran," ujar Anzor. Ia mengaku, saat ini belum membeli tiket, sehingga belum bisa dipastikan kapan ia akan terbang ke AS.
Sama seperti Anzor, ibu Tamerlan dan Dzhokhar, Zubeidat Tsarnaeva juga berpikir untuk pergi ke AS, tetapi ia belum memutuskan apakah akan pergi. Diduga, belum pastinya rencana kepergian Zubeidat terkait dengan kasus kriminal yang pernah dilakukannya saat tinggal di AS.
Yang pasti, Zubeidat sangat mengecam tindakan aparat AS yang menembak mati Tamerlan dan melukai leher Dzhokhar. “Tamerlan itu tewas, dibunuh dengan kejam. Saya ingin berteriak ke seluruh dunia, apa yang kau lakukan? Dia masih hidup!" ujar Zubeidat.
Beberapa jam setelah kematian Tamerlan, aparat AS berhasil menemukan tempat persembunyian Dzhokhar. Namun, Dzhokhar tak mau menyerah. Akibatnya, terjadi baku tembak yang menyebabkan luka tembak di leher Dzhokhar. Saat ini, ia masih dalam perawatan.
(esn)