Sudah 77 warga China terinfeksi virus H7N9
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China (NHFPC) kembali mengumumkan perkembangan terbaru virus flu burung jenis baru, H7N9. Dilaporkan, warga China yang terinfeksi flu burung H7N9 bertambah 14 orang dan korban tewas bertambah dua orang.
"Hingga kini, warga China yang telah terinfeksi flu burung H7N9 berjumlah 77 orang. Tercatat, 16 di antara puluhan korban tersebut telah meninggal dunia," ungkap NHFPC, seperti dilansir Xinhua.
Menurut NHFPC, 16 korban tewas berasal dari empat provinsi berbeda. Untuk korban meninggal dunia, 11 orang berasal dari Provinsi Shanghai, 2 dari Jiangsu, 2 dari Zhejiang, dan 2 korban terbaru berasal dari Anhui.
Yu Kangzhen, Kepala Dokter Hewan dari Departemen Pertanian China (MOA) sebelumnya mengatakan, penyebaran H7N9 atau flu burung jenis baru kemungkinan disebabkan oleh migrasi burung.
Kangzhen mengatakan, sebagian besar kasus ditemukan di pasar pedagang unggas, tapi belum ditemukan mewabah di sebuah peternakan unggas tertentu. Selain itu, virus ini juga belum menjangkiti babi.
"Sumber infeksi dan penularan virus ini hingga kini masih belum jelas, tapi wabah H7N9 ini kemungkinan disebabkan oleh migrasi burung. Sebuah kemungkinan yang tidak dapat dikesampingkan," ungkap Kangzhen.
Tapi, para pakar lebih khawatir jika virus tersebut bermutasi menjadi bentuk yang mudah menular antara manusia, yang akan memiliki potensi untuk memicu pandemi
Virus ini kali pertama diumumkan pada 31 Maret silam. Pihak berwenang China mengatakan, mereka tidak tahu bagaimana virus ini menyebar, namun diyakini menyeberang dari burung ke manusia.
"Hingga kini, warga China yang telah terinfeksi flu burung H7N9 berjumlah 77 orang. Tercatat, 16 di antara puluhan korban tersebut telah meninggal dunia," ungkap NHFPC, seperti dilansir Xinhua.
Menurut NHFPC, 16 korban tewas berasal dari empat provinsi berbeda. Untuk korban meninggal dunia, 11 orang berasal dari Provinsi Shanghai, 2 dari Jiangsu, 2 dari Zhejiang, dan 2 korban terbaru berasal dari Anhui.
Yu Kangzhen, Kepala Dokter Hewan dari Departemen Pertanian China (MOA) sebelumnya mengatakan, penyebaran H7N9 atau flu burung jenis baru kemungkinan disebabkan oleh migrasi burung.
Kangzhen mengatakan, sebagian besar kasus ditemukan di pasar pedagang unggas, tapi belum ditemukan mewabah di sebuah peternakan unggas tertentu. Selain itu, virus ini juga belum menjangkiti babi.
"Sumber infeksi dan penularan virus ini hingga kini masih belum jelas, tapi wabah H7N9 ini kemungkinan disebabkan oleh migrasi burung. Sebuah kemungkinan yang tidak dapat dikesampingkan," ungkap Kangzhen.
Tapi, para pakar lebih khawatir jika virus tersebut bermutasi menjadi bentuk yang mudah menular antara manusia, yang akan memiliki potensi untuk memicu pandemi
Virus ini kali pertama diumumkan pada 31 Maret silam. Pihak berwenang China mengatakan, mereka tidak tahu bagaimana virus ini menyebar, namun diyakini menyeberang dari burung ke manusia.
(esn)