Ahmadinejad: Iran tak perlu bom atom
A
A
A
Sindonews.com – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad membela program nuklir kontroversial negaranya dalam tur ke Afrika Barat, Senin (15/4/2013). Ahmadinejad menyatakan, program nuklir Iran bertujuan damai dan tidak ditujukan untuk membuat bom atom.
Berbicara dalam kunjungan ke Republik Benin, Ahmadinejad menyebut energi nuklir sebagai "karunia Illahi", karena telah menyediakan listrik bagi rakyat Iran. Republik Benin adalah pemberhentian pertama Ahmadinejad dari tiga negara Afrika yang diagendakan.
"Mereka menuduh Iran, seperti semua negara yang berusaha untuk menemukan jalan keluar dari dominasi saat ini," kata Ahmadinejad dalam sebuah pidato di sebuah Universitas Benin.
"Kita tidak perlu bom atom. Bukan bom atom yang mengancam dunia, tetapi moral dan budaya Barat yang telah menurunkan nilai-nilai," ujar Ahmadinejad, seperti dikutip dari The Daily Star.
Hingga kini, negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) masih tetap mencurigai program nuklir Iran. Pembicaraan antara Iran dan sejumlah negara kekuatan dunia yang tergabung dalam P5+1 (AS, Inggris, China, Rusia, dan Perancis, pulus Jerman) masih belum membuahkan hasil nyata.
Berbicara dalam kunjungan ke Republik Benin, Ahmadinejad menyebut energi nuklir sebagai "karunia Illahi", karena telah menyediakan listrik bagi rakyat Iran. Republik Benin adalah pemberhentian pertama Ahmadinejad dari tiga negara Afrika yang diagendakan.
"Mereka menuduh Iran, seperti semua negara yang berusaha untuk menemukan jalan keluar dari dominasi saat ini," kata Ahmadinejad dalam sebuah pidato di sebuah Universitas Benin.
"Kita tidak perlu bom atom. Bukan bom atom yang mengancam dunia, tetapi moral dan budaya Barat yang telah menurunkan nilai-nilai," ujar Ahmadinejad, seperti dikutip dari The Daily Star.
Hingga kini, negara-negara Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) masih tetap mencurigai program nuklir Iran. Pembicaraan antara Iran dan sejumlah negara kekuatan dunia yang tergabung dalam P5+1 (AS, Inggris, China, Rusia, dan Perancis, pulus Jerman) masih belum membuahkan hasil nyata.
(esn)