57 tewas dalam pertempuran di selatan Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Enam orang anak jadi korban tewas dalam pertempuran yang terjadi di selatan Suriah. Enam anak itu menjadi bagian dari 57 orang yang tewas saat dua kubu yang bertikai terlibat dalam pertempuran di dua kota, di Provinsi Daraa.
“Setidaknya enam anak, 7 wanita, 16 tentara pemberontak, dan 12 tentara Pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Rabu (10/4/2013). Selain itu, ada 16 korban tewas lainnya yang belum bisa diidentifikasi,” sebut laporan Pengamat Hak Asasi Manusia di Suriah, Kamis (11/4/2013).
Pertempuran sengit itu terjadi, setelah pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan ke dua kota. “Pemerintah Suriah melancarkan serangan, satu hari setelah mendeteksi adanya pasukan yang hendak bergabung dengan kubu pemberontak,” kata Direktur Pengamat Hak Asasi Manusia di Suriah, Rami Abdel Rahman.
Menurutnya, para pembelot berlindung di Al-Sanamein dan Ghabagheb, karena dua kota itu selama ini dianggap lebih tenang dibanding daerah lain di Daraa. “Pasukan Pemerintah Suriah melancarkan serangan dan menghancurkan sejumlah rumah di dua kota itu,” ujar Rahman.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda perang saudara di Suriah akan berakhir. Meski sejumlah upaya telah dilakukan untuk mendudukan dua pihak yang bertikai dalam meja perundingan, namun nampaknya perang masih jauh dari kata usai. Menurut PBB, sudah sekitar 70 ribu korban tewas dalam perang saudara yang telah berlangsung sekitar dua tahun tersebut.
“Setidaknya enam anak, 7 wanita, 16 tentara pemberontak, dan 12 tentara Pemerintah Suriah tewas dalam pertempuran yang terjadi pada Rabu (10/4/2013). Selain itu, ada 16 korban tewas lainnya yang belum bisa diidentifikasi,” sebut laporan Pengamat Hak Asasi Manusia di Suriah, Kamis (11/4/2013).
Pertempuran sengit itu terjadi, setelah pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan ke dua kota. “Pemerintah Suriah melancarkan serangan, satu hari setelah mendeteksi adanya pasukan yang hendak bergabung dengan kubu pemberontak,” kata Direktur Pengamat Hak Asasi Manusia di Suriah, Rami Abdel Rahman.
Menurutnya, para pembelot berlindung di Al-Sanamein dan Ghabagheb, karena dua kota itu selama ini dianggap lebih tenang dibanding daerah lain di Daraa. “Pasukan Pemerintah Suriah melancarkan serangan dan menghancurkan sejumlah rumah di dua kota itu,” ujar Rahman.
Hingga kini, belum ada tanda-tanda perang saudara di Suriah akan berakhir. Meski sejumlah upaya telah dilakukan untuk mendudukan dua pihak yang bertikai dalam meja perundingan, namun nampaknya perang masih jauh dari kata usai. Menurut PBB, sudah sekitar 70 ribu korban tewas dalam perang saudara yang telah berlangsung sekitar dua tahun tersebut.
(esn)