Pemerintah China: Vaksin H7N9 baru tersedia 7 bulan ke depan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah China mengatakan, vaksin virus H7N9 atau flu burung baru akan tersedia tujuh bulan ke depan, Rabu (10/4/2013). Penyediaan vaksi tersebut merupakan bentuk tanggap darurat Pemerintah China untuk menekan penularan virus H7N9 yang mulai mewabah pada akhir Maret lalu.
"Pemerintah telah meluncurkan sebuah program kerjasama untuk menciptakan vaksin H7N9. Proyek tersebut dilakukan oleh Kementerian Pengetahuan dan Teknologi, berkerjasama dengan Komisi Kesehatan dan Bencana Nasional China. Diharapkan, vaksin tersebut akan tersedia dalam waktu tujuh bulan mendatang," ungkap pernyataan Kementerian Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir Xinhua.
Sampai Kamis (10/4/2013) sore, jumlah korban flu burung H7N9 telah bertambah 5 orang, menjadi 33 orang. Para korban dilaporkan berasal dari Kota Shanghai, Provinsi Jiangsu, dan Provinsi Zhejiang. Semantara itu, jumlah korban tewas sampai hari ini telah mencapai sembilan orang.
Berdasarkan hasil pengujian tes darah yang dilakukan oleh Departemen Pertanian China di sejumlah pasar unggas hidup, ditemukan 14 sampel darah unggas yang positif terinveksi virus H7N9. Sampel darah tersebut ditemukan dari tiga wilayah berbeda, yakni 11 sampel darah ayam di Kota Jiangsu, 2 sampel darah bebek di Kota Zhejiang, dan satu sampel darah ayam dari Provinsi Anhui.
Menindaklanjuti penemuan tersebut, Kementerian Pertanian China memerintahkan untuk menutup pasar, selanjutnya petugas dinas kesehatan akan melakukan desinfeksi secara menyeluruh.
"Pemerintah telah meluncurkan sebuah program kerjasama untuk menciptakan vaksin H7N9. Proyek tersebut dilakukan oleh Kementerian Pengetahuan dan Teknologi, berkerjasama dengan Komisi Kesehatan dan Bencana Nasional China. Diharapkan, vaksin tersebut akan tersedia dalam waktu tujuh bulan mendatang," ungkap pernyataan Kementerian Pengetahuan dan Teknologi China, seperti dilansir Xinhua.
Sampai Kamis (10/4/2013) sore, jumlah korban flu burung H7N9 telah bertambah 5 orang, menjadi 33 orang. Para korban dilaporkan berasal dari Kota Shanghai, Provinsi Jiangsu, dan Provinsi Zhejiang. Semantara itu, jumlah korban tewas sampai hari ini telah mencapai sembilan orang.
Berdasarkan hasil pengujian tes darah yang dilakukan oleh Departemen Pertanian China di sejumlah pasar unggas hidup, ditemukan 14 sampel darah unggas yang positif terinveksi virus H7N9. Sampel darah tersebut ditemukan dari tiga wilayah berbeda, yakni 11 sampel darah ayam di Kota Jiangsu, 2 sampel darah bebek di Kota Zhejiang, dan satu sampel darah ayam dari Provinsi Anhui.
Menindaklanjuti penemuan tersebut, Kementerian Pertanian China memerintahkan untuk menutup pasar, selanjutnya petugas dinas kesehatan akan melakukan desinfeksi secara menyeluruh.
(esn)