Suriah tolak tim penyelidik senjata kimia bentukan PBB
A
A
A
Sindonews.com - Suriah tidak akan menerima tim yang akan menyidiki penggunaan senjata kimia di Suriah oleh PBB. Sebab, Sekjen PBB melakukan sesuatu yang bertentangan dengan permintaan awal Pemerintah Suriah saat pertama kali mengajukan pembentukan sebuah tim untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia oleh pemberontak Suriah di Khan al-Assal, Aleppo pada 19 Maret silam.
"Meskipun sampai 3 April 2013 lalu ada kemajuan positif, tapi setelah Ban Ki-moon meminta pemeriksaan tambahan yang memungkinkan lebih banyak penyebaran misi tambahan PBB di seluruh wilayah Suriah, Pemerintah Suriah menilai langkah tersebut bertantangan dengan permintaan Suriah kepada PBB," ungkap sumber resmi Kemenlu Suriah, seperti dilansir SANA, kantor berita Suriah.
Pemerintah Suriah menegaskan, bahwa mereka tidak dapat menerima "manuver" Sekjen PBB dengan mempertimbangkan dampak negatif sepeti yang pernah terjadi di Irak yang akhirnya membukan jalan bagi invasi Amerika Serikat pada 2003 silam.
Pemerintah Suriah menyesalkan sikap Sekjen PBB Ban Ki-moon yang menyerah atas tekanan dari sejumlah negara yang mendukung terjadinya pertumparan darah selama dua tahun terakhir di Suriah. "Kami melihat adanya niat tersembunyi sejumlah negara yang meminta tambahan tim invetigasi, hal ini merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah," imbuh pernyataan tersebut.
Sumber tersebut menambahkan, bahwa Suriah selalu siap bekerjasama dengan PBB untuk mengirimkan misi pengamat tanpa ada penyebaran tim tambahan.
"Suriah, sebelumnya secara khusus meminta PBB untuk mengutus pembentukan sebuah tim teknis yang netral dan jujur untuk untuk menyidiki penggunaan senjata kimia yang telah menewaskan 31 orang dan melukai hampir 100 orang.
Ungkapan tersebut disampaikan di hari yang sama setelah Ki-moon menyatakan, dalam 24 jam ke depan, pihaknya akan segera menyebar tim untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia dalam perang saudara di Suriah. Ki-moon juga mendesak Pemerintah Suriah untuk memberikan lampu hijau sehingga pekerjaan bisa dimulai.
"Meskipun sampai 3 April 2013 lalu ada kemajuan positif, tapi setelah Ban Ki-moon meminta pemeriksaan tambahan yang memungkinkan lebih banyak penyebaran misi tambahan PBB di seluruh wilayah Suriah, Pemerintah Suriah menilai langkah tersebut bertantangan dengan permintaan Suriah kepada PBB," ungkap sumber resmi Kemenlu Suriah, seperti dilansir SANA, kantor berita Suriah.
Pemerintah Suriah menegaskan, bahwa mereka tidak dapat menerima "manuver" Sekjen PBB dengan mempertimbangkan dampak negatif sepeti yang pernah terjadi di Irak yang akhirnya membukan jalan bagi invasi Amerika Serikat pada 2003 silam.
Pemerintah Suriah menyesalkan sikap Sekjen PBB Ban Ki-moon yang menyerah atas tekanan dari sejumlah negara yang mendukung terjadinya pertumparan darah selama dua tahun terakhir di Suriah. "Kami melihat adanya niat tersembunyi sejumlah negara yang meminta tambahan tim invetigasi, hal ini merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah," imbuh pernyataan tersebut.
Sumber tersebut menambahkan, bahwa Suriah selalu siap bekerjasama dengan PBB untuk mengirimkan misi pengamat tanpa ada penyebaran tim tambahan.
"Suriah, sebelumnya secara khusus meminta PBB untuk mengutus pembentukan sebuah tim teknis yang netral dan jujur untuk untuk menyidiki penggunaan senjata kimia yang telah menewaskan 31 orang dan melukai hampir 100 orang.
Ungkapan tersebut disampaikan di hari yang sama setelah Ki-moon menyatakan, dalam 24 jam ke depan, pihaknya akan segera menyebar tim untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia dalam perang saudara di Suriah. Ki-moon juga mendesak Pemerintah Suriah untuk memberikan lampu hijau sehingga pekerjaan bisa dimulai.
(esn)