WHO: Tak ada bukti virus H7N9 menular antar manusia
A
A
A
Sindonews.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, tidak ada bukti baru bahwa virus flu burung H7N9 telah menular dari manusia ke manusia. Pernyataan ini dikeluarkan WHO, di saat korban jiwa akibat virus flu burung jenis baru ini telah menyentuh angka 7 orang.
"Meskipun kita tidak tahu sumber infeksi, saat ini tidak ada bukti berkelanjutan penularan dari manusia ke manusia," kata Michael O'Leary, perwakilan WHO di China, dalam sebuah konferensi pers di Beijing, Senin (8/4/2013). "Kasus-kasus tetularnya manusia, kita tahu sangat serius. Sebagian besar telah meninggal," tambahnya.
Dua pekan lalu, otoritas China untuk kali pertama mengumumkan merebaknya wabah flu burung jenis baru ini. Dan, untuk kali pertama juga diumumkan, kalau virus ini telah menulari manusia. Saat ini, dilaporkan telah 24 warga China yang mengidap virus H7N9 dan 7 di antaranya telah meninggal dunia.
Sejauh ini, wabah tersebut ditemukan di wilayah China Timur, dengan lima korban tewas di Shanghai dan dua di provinsi tetangga mereka, Zhejiang. Namun, infeksi juga terjadi di Jiangsu dan Provinsi Anhui.
Seorang ahli China mengatakan, kasus H7N9 dapat ditemukan di daerah yang lebih luas. "Kami sedang melacak sumber dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan menemukan virus di daerah lain," kata Feng Zijian, Direktur Kantor Darurat Pusat Pengendalian Penyakit China.
"Meskipun kita tidak tahu sumber infeksi, saat ini tidak ada bukti berkelanjutan penularan dari manusia ke manusia," kata Michael O'Leary, perwakilan WHO di China, dalam sebuah konferensi pers di Beijing, Senin (8/4/2013). "Kasus-kasus tetularnya manusia, kita tahu sangat serius. Sebagian besar telah meninggal," tambahnya.
Dua pekan lalu, otoritas China untuk kali pertama mengumumkan merebaknya wabah flu burung jenis baru ini. Dan, untuk kali pertama juga diumumkan, kalau virus ini telah menulari manusia. Saat ini, dilaporkan telah 24 warga China yang mengidap virus H7N9 dan 7 di antaranya telah meninggal dunia.
Sejauh ini, wabah tersebut ditemukan di wilayah China Timur, dengan lima korban tewas di Shanghai dan dua di provinsi tetangga mereka, Zhejiang. Namun, infeksi juga terjadi di Jiangsu dan Provinsi Anhui.
Seorang ahli China mengatakan, kasus H7N9 dapat ditemukan di daerah yang lebih luas. "Kami sedang melacak sumber dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan menemukan virus di daerah lain," kata Feng Zijian, Direktur Kantor Darurat Pusat Pengendalian Penyakit China.
(esn)