3 tewas dalam serangan mematikan di Irak
A
A
A
Sindonews.com – Tiga orang tewas dan sembilan luka-luka dalam serangan terpisah, termasuk bom mobil bunuh diri, di Irak tengah dan utara. Demikian dilaporkan Kepolisian Irak, Kamis (5/4/2013).
Di Irak utara, sebuah pelaku bom bunuh diri yang mengendarai mobil, menghantam sebuah pangkalan militer di timur kota Mosul, sekitar 400 km utara ibu kota Irak, Baghdad. “Serangan ini melukai tujuh tentara,” kata satu sumber polisi setempat pada kantor berita Xinhua.
Sementara itu, di bagian timur Kota Mosul, orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang perwira militer Irak dan polisi lalu lintas yang sedang tidak bertugas.
Dalam insiden terpisah, orang-orang bersenjata yang menggunakan senjata berperedam menembak mati seorang warga sipil di kota Tarmiyah, sekitar 40 km di utara Baghdad, kata satu sumber polisi setempat kepada Xinhua.
Masih pada hari yang sama, dua polisi terluka ketika sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat patroli mereka di Kota Kirkuk, sekitar 250 km utara Baghdad. Hingga kini, aksi kekerasan memang masih terus terjadi di Irak, meski jumlahnya masih lebih kecil dibanding saat negara itu berada dalam konflik sektarian di era 2006-2007 silam.
Di Irak utara, sebuah pelaku bom bunuh diri yang mengendarai mobil, menghantam sebuah pangkalan militer di timur kota Mosul, sekitar 400 km utara ibu kota Irak, Baghdad. “Serangan ini melukai tujuh tentara,” kata satu sumber polisi setempat pada kantor berita Xinhua.
Sementara itu, di bagian timur Kota Mosul, orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati seorang perwira militer Irak dan polisi lalu lintas yang sedang tidak bertugas.
Dalam insiden terpisah, orang-orang bersenjata yang menggunakan senjata berperedam menembak mati seorang warga sipil di kota Tarmiyah, sekitar 40 km di utara Baghdad, kata satu sumber polisi setempat kepada Xinhua.
Masih pada hari yang sama, dua polisi terluka ketika sebuah bom pinggir jalan meledak di dekat patroli mereka di Kota Kirkuk, sekitar 250 km utara Baghdad. Hingga kini, aksi kekerasan memang masih terus terjadi di Irak, meski jumlahnya masih lebih kecil dibanding saat negara itu berada dalam konflik sektarian di era 2006-2007 silam.
(esn)