Jepang prihatin Korut berencana aktifkan kembali reaktor nuklir
A
A
A
Sindonews.com - Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga mengatakan, Jepang sangat prihatin dengan keputusan Pemerintah Korea Utara (Korut) untuk mengaktifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon.
"Korut telah melanggar resolusi yang telah mereka sepakati dalam perundingan enam negara dan Dewan Keamanan PBB," ungkap Suga, Selasa (2/3/2013).
Pemerintah Jepang mengaku tidak akan tinggal diam dan akan segera bertindak menanggapi keputusan Korut. Juru Bicara Pemerintah Jepang mengatakan, pemerintah akan bekerjasama dengan sejumlah negara untuk untuk mendesak agar Korut menepati kesepakatan dan menahan diri dari tindakan provokasi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida mendesak masyarakat internasional untuk tidak terpengaruh oleh retorika yang semakin gencar dilontarkan Korut dalam beberapa pekan ini.
"Masyarakat internasional harus membuat Korut menyadari, bahwa ancaman tersebut bertentangan dengan semua kepentingan yang ada," ungkap Kishida dalam rapat dengan Komite Keamanan di Parlemen, seperti dilansir NHK.
"Dengan tulus Jepang mengimbau Korut untuk mengikuti resolusi DK PBB dan menahan diri untuk melakukan berbagai tindakan provokatif," pinta Kishida
Kishida menambahkan, selama ini Pemerintah Jepang selalu memantau setiap perkembangan dan tidak berhenti mengumpulkan data intelejen yang terjadi di Korut. Langkah pencegahan tersebut dilakukan dengan bekerjasama bersama pemerintah AS.
Beberapa jam yang lalu, Juru Bicara Departemen Jenderal Energi Atom Korut mengatakan, Pemerintah Korut berencana mengatifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon. Tapi, sebelum langkah itu terealisasi, mereka masih perlu melakukan beberapa langkah penyesuaian dan melakukan beberapa perubahan.
Keputuan aktivasi reaktor tersebut merupakan hasil rapat Komite Sentral Partai Buruh Korut. Dalam rapat tersebut, pemerintah menyerukan agar negara dapat mencapai swasembada industri tenaga nuklir.
"Korut telah melanggar resolusi yang telah mereka sepakati dalam perundingan enam negara dan Dewan Keamanan PBB," ungkap Suga, Selasa (2/3/2013).
Pemerintah Jepang mengaku tidak akan tinggal diam dan akan segera bertindak menanggapi keputusan Korut. Juru Bicara Pemerintah Jepang mengatakan, pemerintah akan bekerjasama dengan sejumlah negara untuk untuk mendesak agar Korut menepati kesepakatan dan menahan diri dari tindakan provokasi.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida mendesak masyarakat internasional untuk tidak terpengaruh oleh retorika yang semakin gencar dilontarkan Korut dalam beberapa pekan ini.
"Masyarakat internasional harus membuat Korut menyadari, bahwa ancaman tersebut bertentangan dengan semua kepentingan yang ada," ungkap Kishida dalam rapat dengan Komite Keamanan di Parlemen, seperti dilansir NHK.
"Dengan tulus Jepang mengimbau Korut untuk mengikuti resolusi DK PBB dan menahan diri untuk melakukan berbagai tindakan provokatif," pinta Kishida
Kishida menambahkan, selama ini Pemerintah Jepang selalu memantau setiap perkembangan dan tidak berhenti mengumpulkan data intelejen yang terjadi di Korut. Langkah pencegahan tersebut dilakukan dengan bekerjasama bersama pemerintah AS.
Beberapa jam yang lalu, Juru Bicara Departemen Jenderal Energi Atom Korut mengatakan, Pemerintah Korut berencana mengatifkan kembali reaktor nuklir Yongbyon. Tapi, sebelum langkah itu terealisasi, mereka masih perlu melakukan beberapa langkah penyesuaian dan melakukan beberapa perubahan.
Keputuan aktivasi reaktor tersebut merupakan hasil rapat Komite Sentral Partai Buruh Korut. Dalam rapat tersebut, pemerintah menyerukan agar negara dapat mencapai swasembada industri tenaga nuklir.
(esn)