AS tanggapi serius ancaman Korut
A
A
A
Sindonews.com – Amerika Serikat (AS) menanggapi serius pernyataan dan ancaman Korea Utara (Korut) soal “keadaan perang” dengan Korea Selatan (Korsel). Namun, AS juga menyatakan, Korut memiliki sejarah panjang soal ancaman-ancaman.
"Kami telah melihat laporan dari pernyataan baru dan tidak konstruktif dari Korut. Kami menanggapi serius ancaman itu dan tetap berhubungan erat dengan sekutu kami, Korsel," kata Caitlin Hayden, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
"Tapi, kita juga akan mencatat, bahwa Korut memiliki sejarah panjang retorika dan sering melontarkan ancaman. Dan, pengumuman hari ini mengikuti pola yang familiar," katanya.
Kemarin, Korut memang sudah menegaskan, bahwa mereka sedang memasuki keadaan perang dengan Korsel dan siap untuk menutup zona perbatsan industri yang memberikan pemasukan USD 2 miliar per tahun bagi negara komunis itu.
Sebelumnya, negara komunis itu juga sudah melontarkan sejumlah ancaman terhadapa Kosel dan dan Amerika Serikat. Ancaman-ancaman ini dilayangkan Korut, setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru bagi Korut, sebagai akibat dari uji coba nuklir ketiga yang mereka lakukan pada pertengahan Februari silam.
AS sendiri telah menekankan, bahwa mereka memiliki kemampuan dan kemauan untuk melindungi dirinya sendiri dan sekutu AS di kawasan tersebut. "Kami tetap sepenuhnya siap dan mampu membela dan melindungi AS dan sekutu kami," kata Hayden.
"Kami terus mengambil langkah-langkah tambahan terhadap ancaman Korut, termasuk rencana kami untuk meningkatkan pencegat berbasis darat dan sistem peringatan dini, serta pelacakan radar," lanjutnya.
"Kami telah melihat laporan dari pernyataan baru dan tidak konstruktif dari Korut. Kami menanggapi serius ancaman itu dan tetap berhubungan erat dengan sekutu kami, Korsel," kata Caitlin Hayden, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
"Tapi, kita juga akan mencatat, bahwa Korut memiliki sejarah panjang retorika dan sering melontarkan ancaman. Dan, pengumuman hari ini mengikuti pola yang familiar," katanya.
Kemarin, Korut memang sudah menegaskan, bahwa mereka sedang memasuki keadaan perang dengan Korsel dan siap untuk menutup zona perbatsan industri yang memberikan pemasukan USD 2 miliar per tahun bagi negara komunis itu.
Sebelumnya, negara komunis itu juga sudah melontarkan sejumlah ancaman terhadapa Kosel dan dan Amerika Serikat. Ancaman-ancaman ini dilayangkan Korut, setelah Dewan Keamanan PBB menjatuhkan sanksi baru bagi Korut, sebagai akibat dari uji coba nuklir ketiga yang mereka lakukan pada pertengahan Februari silam.
AS sendiri telah menekankan, bahwa mereka memiliki kemampuan dan kemauan untuk melindungi dirinya sendiri dan sekutu AS di kawasan tersebut. "Kami tetap sepenuhnya siap dan mampu membela dan melindungi AS dan sekutu kami," kata Hayden.
"Kami terus mengambil langkah-langkah tambahan terhadap ancaman Korut, termasuk rencana kami untuk meningkatkan pencegat berbasis darat dan sistem peringatan dini, serta pelacakan radar," lanjutnya.
(esn)