Perbatasan dibuka, Suriah sesalkan keputusan Yordania
A
A
A
Sindonews.com - Pejabat Keamanan Suriah menuding Pemerintah Yordania membuka wilayahnya yang berbatasan langsung dengan Suriah bagi kolompok jihad, Jumat (15/3/2013).
"Kami menyesalkan perubahan sikap pemerintah Yordania yang dalam 10 hari terakhir telah membuka wilayah perbatasannya dan memungkinkan masuknya kelompok jihad. Pembukaan wilayah itu juga memungkinkan penyeludupan senjata yang dibeli oleh Arab Saudi dan Kroasia ke dalam Suriah," ungkap seorang Pejabat Keamanan Suriah, seperti dilansir Naharnet.
Pejabat Keamanan Suriah mengatakan, keputusan tersebut dapat membuat konflik Suriah semakin intensif dan akan memakan lebih banyak korban jiwa.
"Pemerintah Yordania telah merubah sikap, sebelumnya mereka terus mengontrol secara ketat di wilayah perbatasan untuk mencegah masuknya teroris dan juga persenjataan. Kami menyalakan perubahan itu pada sejumlah negara yang memusuhi Suriah," lanjutnya.
Pekan lalu, Jutarnji List, harian Kroasia melaporkan, pada November dan Desember 2012 lalu Yordania sempat dijadikan tempat transit senjata dan amunisi yang diperuntukan bagi pemberontak Suriah untuk memerangi pasukan militer Suriah.
Sebanyak, 75 pesawat mengakut sejumlah persenjataan bagi pemberontak lepas landas dari Bandara Zagreb pada bulan November dan Februari lalu. Dilaporkan, sekitar 3 ribu ton senjata dan amunisi yang disediakan oleh AS diangut dengan menggunakan perusahaan kargo Turki dan Yordania. Senjata tersebut berasal dari Kroasia, sebagian besar berbentuk senjata, peluncur roket, pelontar granat.
"Kami menyesalkan perubahan sikap pemerintah Yordania yang dalam 10 hari terakhir telah membuka wilayah perbatasannya dan memungkinkan masuknya kelompok jihad. Pembukaan wilayah itu juga memungkinkan penyeludupan senjata yang dibeli oleh Arab Saudi dan Kroasia ke dalam Suriah," ungkap seorang Pejabat Keamanan Suriah, seperti dilansir Naharnet.
Pejabat Keamanan Suriah mengatakan, keputusan tersebut dapat membuat konflik Suriah semakin intensif dan akan memakan lebih banyak korban jiwa.
"Pemerintah Yordania telah merubah sikap, sebelumnya mereka terus mengontrol secara ketat di wilayah perbatasan untuk mencegah masuknya teroris dan juga persenjataan. Kami menyalakan perubahan itu pada sejumlah negara yang memusuhi Suriah," lanjutnya.
Pekan lalu, Jutarnji List, harian Kroasia melaporkan, pada November dan Desember 2012 lalu Yordania sempat dijadikan tempat transit senjata dan amunisi yang diperuntukan bagi pemberontak Suriah untuk memerangi pasukan militer Suriah.
Sebanyak, 75 pesawat mengakut sejumlah persenjataan bagi pemberontak lepas landas dari Bandara Zagreb pada bulan November dan Februari lalu. Dilaporkan, sekitar 3 ribu ton senjata dan amunisi yang disediakan oleh AS diangut dengan menggunakan perusahaan kargo Turki dan Yordania. Senjata tersebut berasal dari Kroasia, sebagian besar berbentuk senjata, peluncur roket, pelontar granat.
(esn)