Persenjatai pemberontak, Suriah kecam rencana Prancis & Inggris
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Suriah mengecam rencana baru pemerintah Inggris dan Prancis untuk mempersenjatai pemberontak Suriah, Kamis (15/3/2013). Pemerintah Suriah menilai tindakan tersebut sebagai bentuk pelanggaran mencolok atas prinsip - prinsip hukum internasional.
Pemerintah Suriah dalam sebuah pernyataan singkat yang dipublis di SANA, media resmi pemerintah Suriah mengatakan, pernyataan sikap Prancis dan Inggris yang akan mempersenjatai pemberontak yang masuk dalam kerangka Eropa, Turki, dan negara Teluk telah menunjukan keterlibatan mereka dalam krisis Suriah.
Mereka secara langsung terlibat dalam krisis Suriah melalui pendanaan kelompok teroris yang telah melakukan penculikan, pembunuhan dan juga penghancuran berbagai infrastruktur di Suriah.
Seperti diketahui, Laurent Fabius, Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan, Paris dan London akan mempersenjatai oposisi Suriah, Kamis (14/3/2013). Mereka kekeuh dengan rencana tersebut, meskipun Uni Eropa (UE) bersuara bulat menolak keputusan mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah radio lokal Prancis, Fabius mengatakan, Prancis dan Inggris akan menghimbau sejumlah mitra mereka di Eropa untuk mempercepat pencabutan embargo senjata di Suriah.
"Kami telah mengambil posisi untuk meminta pencabutan embargo senjata ke Suriah. Sebab, itu adalah salah satu cara yang tersisa untuk melakukan perubahan situasi politik di sana," terang Fabius.
Seperti diketahui, UE menjatuhkan embargo senjata pada Suriah tiga bulan setelah krisis bergulir. Bulan lalu mereka sepakat memperpanjang sanksi tersebut sampai tiga bulan ke depan.
Pemerintah Suriah dalam sebuah pernyataan singkat yang dipublis di SANA, media resmi pemerintah Suriah mengatakan, pernyataan sikap Prancis dan Inggris yang akan mempersenjatai pemberontak yang masuk dalam kerangka Eropa, Turki, dan negara Teluk telah menunjukan keterlibatan mereka dalam krisis Suriah.
Mereka secara langsung terlibat dalam krisis Suriah melalui pendanaan kelompok teroris yang telah melakukan penculikan, pembunuhan dan juga penghancuran berbagai infrastruktur di Suriah.
Seperti diketahui, Laurent Fabius, Menteri Luar Negeri Prancis mengatakan, Paris dan London akan mempersenjatai oposisi Suriah, Kamis (14/3/2013). Mereka kekeuh dengan rencana tersebut, meskipun Uni Eropa (UE) bersuara bulat menolak keputusan mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan sebuah radio lokal Prancis, Fabius mengatakan, Prancis dan Inggris akan menghimbau sejumlah mitra mereka di Eropa untuk mempercepat pencabutan embargo senjata di Suriah.
"Kami telah mengambil posisi untuk meminta pencabutan embargo senjata ke Suriah. Sebab, itu adalah salah satu cara yang tersisa untuk melakukan perubahan situasi politik di sana," terang Fabius.
Seperti diketahui, UE menjatuhkan embargo senjata pada Suriah tiga bulan setelah krisis bergulir. Bulan lalu mereka sepakat memperpanjang sanksi tersebut sampai tiga bulan ke depan.
(esn)