Anak-anak dipaksa terlibat dalam perang di Suriah
A
A
A
Sindonews.com – Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah semakin intensif melakukan perekrutan pada anak-anak. Menurut sebuah LSM asal Inggris, Save the Children, semakin banyak anak-anak di Suriah yang direkrut menjadi tentara di garis depan. Bahkan, ada pula yang dijadikan sebagai perisai manusia.
"Anak-anak semakin sering dilibatkan langsung ke dalam bahaya. Ada pola yang menunjukan, bahwa kelompok-kelompok bersenjata di kedua belah pihak memiliki anggota berusia di bawah 18 tahun. Mereka direkrut sebagai pekerja, penjaga, informan, dan pejuang,” sebut laporan Save the Children, Rabu (13/3/2013), seperti dikutip dari Globa lPost.
"Bagi sebagian anak dan keluarga mereka, hal ini dipandang sebagai sumber kebanggaan. Tapi, beberapa anak yang direkrut mengaku dipaksa untuk masuk ke dalam kegiatan militer. Dalam beberapa kasus, anak berusia delapan tahun telah digunakan sebagai tameng manusia," lanjut laporan tersebut.
Menurut laporan itu, anak perempuan kerap dipaksa untuk menikah lebih awal dalam upaya untuk melindungi mereka dari ancaman kekerasan seksual. Sementara satu dari tiga anak di Suriah dilaporkan telah melakukan kegiatan memukul, menendang, atau menembak.
“Ribuan anak-anak Suriah juga dalam menghadapi ancaman kekurangan gizi Suriah dan jutaan lainnya dipaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal di taman, lumbung. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan harus tinggal di dalam gua,” tambah laporan tersebut.
"Untuk jutaan anak Suriah, kepolosan masa kanak-kanak telah digantikan oleh realitas kejam. Mereka mencoba untuk bertahan hidup ini dalam perang ini,” kata Kepala Save the Children, Carolyn Miles.
"Anak-anak semakin sering dilibatkan langsung ke dalam bahaya. Ada pola yang menunjukan, bahwa kelompok-kelompok bersenjata di kedua belah pihak memiliki anggota berusia di bawah 18 tahun. Mereka direkrut sebagai pekerja, penjaga, informan, dan pejuang,” sebut laporan Save the Children, Rabu (13/3/2013), seperti dikutip dari Globa lPost.
"Bagi sebagian anak dan keluarga mereka, hal ini dipandang sebagai sumber kebanggaan. Tapi, beberapa anak yang direkrut mengaku dipaksa untuk masuk ke dalam kegiatan militer. Dalam beberapa kasus, anak berusia delapan tahun telah digunakan sebagai tameng manusia," lanjut laporan tersebut.
Menurut laporan itu, anak perempuan kerap dipaksa untuk menikah lebih awal dalam upaya untuk melindungi mereka dari ancaman kekerasan seksual. Sementara satu dari tiga anak di Suriah dilaporkan telah melakukan kegiatan memukul, menendang, atau menembak.
“Ribuan anak-anak Suriah juga dalam menghadapi ancaman kekurangan gizi Suriah dan jutaan lainnya dipaksa meninggalkan rumah mereka dan tinggal di taman, lumbung. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan harus tinggal di dalam gua,” tambah laporan tersebut.
"Untuk jutaan anak Suriah, kepolosan masa kanak-kanak telah digantikan oleh realitas kejam. Mereka mencoba untuk bertahan hidup ini dalam perang ini,” kata Kepala Save the Children, Carolyn Miles.
(esn)