Warga Jepang lihat hantu di bekas wilayah hantaman tsunami

Selasa, 05 Maret 2013 - 23:54 WIB
Warga Jepang lihat hantu di bekas wilayah hantaman tsunami
Warga Jepang lihat hantu di bekas wilayah hantaman tsunami
A A A
Sindonews.com – Meski Jepang dikenal sebagai negara modern, namun banyak warganya yang masih percaya dengan tahayul dan mistis. Sejumlah warga Jepang mengaku mellihat penampakan hantu di lokasi yang terkena hantaman tsunami pada 2011 silam.

Dalam bencana dahsyat yang terjadi pada 11 Maret 2011 itu, hampir 19 ribu warga di timur laut Jepang dinyatakan tewas atau hilang. Shinichi Yamada, yang lolos dari gelombang yang menghancurkan rumahnya, menyelamatkan dua patung Budha dari reruntuhan.

Tapi, ketika ia membawa dua patung itu kembali ke rumah sementara di mana dia tinggal, Yamada mengaku hal-hal aneh mulai terjadi. Dua anaknya tiba-tiba jatuh sakit. “Beberapa kali ketika saya sedang berbaring di tempat tidur, saya merasa sesuatu berjalan di depanku, melangkah di dada saya," kata Yamada kepada Reuters, Selasa (5/3/2013).

Seorang warga lainnnya, Aizawa (56), mengaku telah melihat banyak hantu. "Ada hantu tanpa kepala, tangan dan beberapa hilang atau kaki. Lainnya benar-benar dipotong setengah," katanya. "Orang-orang tewas dalam cara yang berbeda selama bencana tsunami dan mereka dibiarkan seperti itu,” ujar Aizawa.

Kondisi ini membuat banyak warga yang memilih meminta bantuan pengusir setan. Menurut seorang psikiater, sikap ini adalah reaksi terhadap ketakutan setelah bencana dahysat itu.

"Tempat-tempat di mana orang mengatakan bahwa mereka melihat hantu, sebagian besar adalah daerah yang benar-benar tersapu habis oleh tsunami," kata Keizo Hara, seorang psikiater di kota Ishinomaki, salah satu daerah yang paling parah dilanda gelombang tsunami yang dipicu oleh gempa bumi di lepas pantai.

"Kami piker, fenomena seperti penampakan hantu mungkin adalah proyeksi mental teror dan kekhawatiran terkait dengan tempat-tempat itu," lanjutnya. Hara mengatakan, pasca-traumatic stress disorder (PTSD) mungkin akan dialami banyak orang dan negara itu sedang menghadapi gelombang stres yang berhubungan dengan masalah ini.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7836 seconds (0.1#10.140)