Unit militer China dituding berada di balik serangan hacker
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah perusahaan keamanan komputer asal Amerika Serikat (AS), Mandiant, meyakini bahwa sebuah unit militer rahasia China berada di balik serangan hacker yang menerpa sejumlah perusahaan di AS beberapa waktu lalu.
Mandiant mengidentifikasi Satuan 61.398, salah unit Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat yang berbasis di Shanghai, sebagai unit yang paling mungkin berada di belakang serangan hacker.
“Kami yakin unit ini memiliki peran dalam serangan berkelanjutan pada berbagai sektor industri di AS. Sifat dari pekerjaan 'Unit 61.398' dianggap oleh China sebagai rahasia negara, namun kami percaya kalau unit ini aktif terlibat dalam ‘Operasi Jaringan Komputer'," sebut sebuah laporan Madiant, Senin (18/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
"Ini adalah waktu untuk mengakui ancaman yang berasal dari China dan kami ingin melakukan bagian kami untuk mempersenjatai dan mempersiapkan keamanan profesional untuk memerangi ancaman yang efektif,” katanya.
Tudingan ini langsung dibantah oleh China. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pemerintah dengan tegas menentang hacking. Kemenlu China juga meragukan bukti yang diberikan dalam laporan Madiant tersebut.
"Serangan hacker bersifat transnasional dan tanpa nama. Menentukan asal-usul mereka sangat sulit. Kita tidak tahu bagaimana bukti dalam laporan ini dapat dipertahankan," kata Juru Bicara Kemenlu China, Hong Lei
Menurutnya, kritik sewenang-wenang berdasarkan data yang tidak bertanggung jawab dan tidak profesional, tak akan membantu menyelesaikan masalah. Lei balik menuding, bahwa AS adalah sumber serangan hacker yang menimpa China.
Mandiant mengidentifikasi Satuan 61.398, salah unit Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat yang berbasis di Shanghai, sebagai unit yang paling mungkin berada di belakang serangan hacker.
“Kami yakin unit ini memiliki peran dalam serangan berkelanjutan pada berbagai sektor industri di AS. Sifat dari pekerjaan 'Unit 61.398' dianggap oleh China sebagai rahasia negara, namun kami percaya kalau unit ini aktif terlibat dalam ‘Operasi Jaringan Komputer'," sebut sebuah laporan Madiant, Senin (18/2/2013), seperti dikutip dari Reuters.
"Ini adalah waktu untuk mengakui ancaman yang berasal dari China dan kami ingin melakukan bagian kami untuk mempersenjatai dan mempersiapkan keamanan profesional untuk memerangi ancaman yang efektif,” katanya.
Tudingan ini langsung dibantah oleh China. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, pemerintah dengan tegas menentang hacking. Kemenlu China juga meragukan bukti yang diberikan dalam laporan Madiant tersebut.
"Serangan hacker bersifat transnasional dan tanpa nama. Menentukan asal-usul mereka sangat sulit. Kita tidak tahu bagaimana bukti dalam laporan ini dapat dipertahankan," kata Juru Bicara Kemenlu China, Hong Lei
Menurutnya, kritik sewenang-wenang berdasarkan data yang tidak bertanggung jawab dan tidak profesional, tak akan membantu menyelesaikan masalah. Lei balik menuding, bahwa AS adalah sumber serangan hacker yang menimpa China.
(esn)