Leon Panetta masih jadi Menteri Pertahanan AS

Sabtu, 16 Februari 2013 - 11:59 WIB
Leon Panetta masih jadi Menteri Pertahanan AS
Leon Panetta masih jadi Menteri Pertahanan AS
A A A
Sindonews.com – Harapan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Leon Panetta untuk bisa segera menikmati masa pensiun tampaknya harus tertunda setidaknya untuk dua pekan mendatang.

Panetta tidak bisa segera pergi ke pertanian walnut-nya di California bersama istri tercinta, Sylvia, setelah voting di Senat AS untuk menetapkan Chuck Hagel sebagai penggantinya tidak menghasilkan suara bulat. Kubu Republikan sepakat memberikan suara tidak untuk penominasian Hagel dan Demokrat kekurangan dua suara untuk meluluskan calon mereka itu untuk segera bertugas.

Dalam debat yang digelar di Senat pada Kamis (14/2), Republikan menolak meloloskan nominasi Hagel dan meminta lebih banyak informasi mengenai keuangan mantan veteran Perang Vietnam itu dan atas peran Presiden AS Barack Obama dalam merespons serangan terhadap konsulat AS di Benghazi, Libya, pada September tahun lalu. Ketua Mayoritas Demokrat di Senat Harry Reid merespons permintaan itu dengan berusaha memaksa digelar pemungutan suara untuk pencalonan Hagel.

Demokrat berhasil menang dengan angka 55:45, tapi membutuhkan lima suara Republikan untuk mendapatkan 60 suara yang dibutuhkan untuk menyelesaikan taktik pemblokiran itu.Tapi, Demokrat hanya berhasil mendapatkan 58 suara. Demokrat marah atas penundaan yang mereka sebut sebagai kali pertama sepanjang sejarah, di mana taktik prosedural yang dikenal sebagai penggagalan digunakan untuk memblokir seorang kandidat menteri pertahanan.

Tanpa semacam taktik penggagalan itu, kandidat menteri membutuhkan suara mayoritas dari 100 anggota senator–sebuah penghalang yang seharusnya mampu dilampaui Hagel. Reid menuding Republikan bertindak seperti anak-anak karena melakukannya ketika AS tengah menghadapi perang. ”Saya akan menelepon Chuck Hagel begitu selesai dan meminta maaf. Saya meminta maaf atas kejadian ini,” ujar Reid, seperti dikutip Reuters.

Sedangkan, John Cornyn, orang kedua Republikan di Senat, menyatakan, Republikan hanya menginginkan tambahan waktu dan informasi lebih banyak mengenai Hagel. Tapi, kekalahan Demokrat pada debat nominasi itu tidak membuat surut harapan Hagel untuk memimpin Pentagon pada masa jabatan kedua Obama. Penundaan itu berarti voting untuk konfirmasi mantan senator Republikan itu bakal digelar pada 26 Februari setelah Senat melakukan reses selama sepekan.

Obama menyebut hasil pada Kamis itu ”disayangkan”, sedangkan kubu Demokrat menekankan rival Republikan mereka lebih memperhatikan sisi politik ketimbang memastikan departemen pertahanan cukup terwakilkan. Reid memaparkan, apa yang terjadi pada hari itu mempermalukan presiden karena terjadi saat kondisi Timur Tengah sedang bergolak, perang yang berkecamuk di Afghanistan, dan uji coba nuklir Korea Utara (Korut).

Dia menyebut penundaan konfirmasi itu adalah salah satu insiden paling menyedihkan dalam 27 tahun pengabdiannya di Senat. Menurut Obama,inilah kali pertama ada kandidat menteri pertahanan berusaha digagalkan. Penundaan konfirmasi ini membuat sekutu AS cemas.

”Ini disayangkan karena adanya susupanpolitikdisaatsaya memimpin perang di Afghanistan dan saya membutuhkan seorang menteri pertahanan yang berkoordinasi dengan sekutu kami untuk memastikan bahwa tentara kitamendapatkanstrategidan misi yang layak,” ujar Obama.

Gedung Putih menyatakan, Hagel sebenarnya dijadwalkan hadir pada pertemuan tingkat menteri Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels pekan depan untuk membahas penarikan pasukan dari Afghanistan. Tapi karena penundaan itu, AS tampaknya masih akan diwakili Menteri Pertahanan saat ini, Leon Panetta. Sementara, Republikan memastikan diri bakal mendukung pencalonan Hagel dalam pertemuan yang bakal digelar setelah reses.

Kepastian ini diungkapkan Senator John Mc- Cain dan Senator Lindsey Graham setelah mendapatkan surat dari Gedung Putih yang berisi detil baru mengenai tindakan Obama pada malam serangan militan terhadap konsulat AS di Benghazi yang menewaskan empat warga Amerika,termasuk Duta Besar Christopher Stevens.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6092 seconds (0.1#10.140)