PBB: Libanon perlu bangun kamp untuk pengungsi Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Libanon harus mempertimbangkan untuk mendirikan pusat transit guna menyerap gelombang pengungsi yang melarikan diri dari negara tetangga mereka, Suriah. “Dan mungkin harus membangun kamp pengungsi formal, jika pengungsi masih terus mengalir,” kata perwakilan UNHCR di Libanon, Ninette Kelley, seperti dikutip Reuters.
Saat ini, Libanon telah menampung sekitar 260 ribu pengungsi Suriah. Jumlah ini setara dengan 6,5 persen dari populasi Libanon. Selama ini, Libanon menempatkan para pengungsi Suriah di rumah-rumah warga.
"Negara ini sangat kecil, ukurannya seperempat luas Swiss. Dengan jumlah penduduk 4 juta orang, Libanon harus menampung 260 ribu pengungsi,” lanjut Kelley.
Tapi, besarnya jumlah pengungsi Suriah yang masuk ke Libanon, membuat Pemerintah Libanon dan UNHCR harus segera menyediakan tempat bagi mereka. Dilaporkan, setiap hari ada sekitar 3.000 pengungsi Suriah yang masuk ke Libanon.
"Saya pikir apa yang perlu kita lakukan adalah mulai mempersiapkan tempat berlindung dan akomodasi yang cukup, mengingat besarnya jumlah pengungsi saat ini. Kami telah menyarankan pemerintah Libanon, untuk mulai memiliki setidaknya dua lokasi transit," katanya.
Menurut Kelley, ini hanya untuk sementara. UNHCR juga telah membuat rencana untuk mendirikan kamp-kamp pengungsi formal, jika pengungsi terus mengalir masuk. “Meskipun itu harus dengan izin pemerintah Libanon,” katanya.
Saat ini, Libanon telah menampung sekitar 260 ribu pengungsi Suriah. Jumlah ini setara dengan 6,5 persen dari populasi Libanon. Selama ini, Libanon menempatkan para pengungsi Suriah di rumah-rumah warga.
"Negara ini sangat kecil, ukurannya seperempat luas Swiss. Dengan jumlah penduduk 4 juta orang, Libanon harus menampung 260 ribu pengungsi,” lanjut Kelley.
Tapi, besarnya jumlah pengungsi Suriah yang masuk ke Libanon, membuat Pemerintah Libanon dan UNHCR harus segera menyediakan tempat bagi mereka. Dilaporkan, setiap hari ada sekitar 3.000 pengungsi Suriah yang masuk ke Libanon.
"Saya pikir apa yang perlu kita lakukan adalah mulai mempersiapkan tempat berlindung dan akomodasi yang cukup, mengingat besarnya jumlah pengungsi saat ini. Kami telah menyarankan pemerintah Libanon, untuk mulai memiliki setidaknya dua lokasi transit," katanya.
Menurut Kelley, ini hanya untuk sementara. UNHCR juga telah membuat rencana untuk mendirikan kamp-kamp pengungsi formal, jika pengungsi terus mengalir masuk. “Meskipun itu harus dengan izin pemerintah Libanon,” katanya.
(esn)