Gelar Doktor Menteri Pendidikan Jerman dicopot
A
A
A
Sindonews.com - Memalukan. Kasus penjiplakan atau plagiat yang melibatkan tokoh penting Jerman kembali terjadi. Kali ini mimpi buruk itu menimpa Menteri Pendidikan Jerman, Annette Schavan. Siapa sangka, seorang menteri pendidikan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan justru terbukti melakukan plagiat untuk disertasinya.
Akibatnya, gelar doktor ilmu filsafat (Ph.D) yang diraihnya dari Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf,Jerman,harus dicopot. Padahal, sang menteri yang mempelajari pendidikan filsafat dan teologi Katolik tersebut menerima gelar doktornya dengan predikat terbaik, termasuk untuk bagian verbal disertasinya.Selama ini Annette Schavan banyak berkarier dalam bidang pendidikan di gereja Katolik.
Sayangnya, semua catatan baik tentang dirinya sia-sia belaka, setelah Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf memutuskan bahwa sang menteri terbukti melakukan penipuan yang disengaja berupa plagiat. Menurut laporan BBC, Kepala Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf Bruno Bleckmann mengatakan, pihaknya telah memutuskan melalui rapat tertutup atas penarikan gelar tersebut.
Dalam rapat tersebut, sebanyak 12 suara menyatakan setuju banding, dua menolak, dan satu abstain. Dewan departemen yang memberikan gelar kepada Annette Schavan menyatakan, banyak bagian disertasi sang menteri yang berjudul ”Orang- Orang dan Hati Nurani: Studi tentang Dasar-Dasar, Kebutuhan, dan Tantangan dalam Membentuk Hati Nurani di Zaman Kita” itu adalah jiplakan.
Dewan menegaskan, Schavan telah terbukti secara sistematis dan sengaja mengklaim prestasi intelektual. Padahal, karya ilmiahnya tersebut tidak dibuatnya sendiri. Komite fakultas pun menyimpulkan bahwa sebagian besar disertasinya ada kutipan langsung yang menjiplak dari teks-teks lain. Kasus memalukan ini sebenarnya sudah mencuat sejak April 2012.
Saat itu, seorang blogger membuat blog berjudul “Schavanplag”(singkatan dari Schavan dan plagiarisme). Blog tersebut membandingkan bagian disertasi Schavan yang dibuat pada 1980 dengan karya yang ditulis penulis lain. Hasilnya, dalam beberapa contoh, ditemukan penggunaan kata yang hampir sama antara keduanya. Blog tersebut langsung menuduh Schavan tidak sungguh-sungguh mengerjakan hasil karya S-3, tapi hanya mengklaim karya orang lain.
Atas kasus ini, Schavan,57, tak tinggal diam. Sang menteri membantah keras tuduhan itu dan berencana menggugat Universitas Dusseldorf. Dia bersikeras dirinya tidak pernah melakukan plagiat.Kendati tersandung masalah yang sangat memalukan, tidak ada tanda-tanda dia bakal mengundurkan diri sebagai menteri pendidikan. Di sisi lain, penyelidikan ini disinyalir memiliki muatan politis. Sebab, dalam waktu dekat, Jerman bakal menggelar pemilihan federal.
Apalagi, menteri yang menjabat sejak 2005 ini diduga memiliki kedekatan khusus dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Schavan merupakan menteri kedua di kabinet konservatif Kanselir Angela Merkel yang mengalami kasus memalukan ini.
Sebelumnya,mantan menteri pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg juga harus mengundurkan diri pada Mei 2011,setelah sebagian besar disertasinya terbukti menjiplak sumber lain. Saat itu Universitas Bayreuth menemukan sebagian besar disertasi Karl-Theodor zu Guttenberg yang dibuat pada 2006 adalah hasil jiplakan.
Akibatnya, gelar doktor ilmu filsafat (Ph.D) yang diraihnya dari Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf,Jerman,harus dicopot. Padahal, sang menteri yang mempelajari pendidikan filsafat dan teologi Katolik tersebut menerima gelar doktornya dengan predikat terbaik, termasuk untuk bagian verbal disertasinya.Selama ini Annette Schavan banyak berkarier dalam bidang pendidikan di gereja Katolik.
Sayangnya, semua catatan baik tentang dirinya sia-sia belaka, setelah Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf memutuskan bahwa sang menteri terbukti melakukan penipuan yang disengaja berupa plagiat. Menurut laporan BBC, Kepala Fakultas Filsafat Universitas Duesseldorf Bruno Bleckmann mengatakan, pihaknya telah memutuskan melalui rapat tertutup atas penarikan gelar tersebut.
Dalam rapat tersebut, sebanyak 12 suara menyatakan setuju banding, dua menolak, dan satu abstain. Dewan departemen yang memberikan gelar kepada Annette Schavan menyatakan, banyak bagian disertasi sang menteri yang berjudul ”Orang- Orang dan Hati Nurani: Studi tentang Dasar-Dasar, Kebutuhan, dan Tantangan dalam Membentuk Hati Nurani di Zaman Kita” itu adalah jiplakan.
Dewan menegaskan, Schavan telah terbukti secara sistematis dan sengaja mengklaim prestasi intelektual. Padahal, karya ilmiahnya tersebut tidak dibuatnya sendiri. Komite fakultas pun menyimpulkan bahwa sebagian besar disertasinya ada kutipan langsung yang menjiplak dari teks-teks lain. Kasus memalukan ini sebenarnya sudah mencuat sejak April 2012.
Saat itu, seorang blogger membuat blog berjudul “Schavanplag”(singkatan dari Schavan dan plagiarisme). Blog tersebut membandingkan bagian disertasi Schavan yang dibuat pada 1980 dengan karya yang ditulis penulis lain. Hasilnya, dalam beberapa contoh, ditemukan penggunaan kata yang hampir sama antara keduanya. Blog tersebut langsung menuduh Schavan tidak sungguh-sungguh mengerjakan hasil karya S-3, tapi hanya mengklaim karya orang lain.
Atas kasus ini, Schavan,57, tak tinggal diam. Sang menteri membantah keras tuduhan itu dan berencana menggugat Universitas Dusseldorf. Dia bersikeras dirinya tidak pernah melakukan plagiat.Kendati tersandung masalah yang sangat memalukan, tidak ada tanda-tanda dia bakal mengundurkan diri sebagai menteri pendidikan. Di sisi lain, penyelidikan ini disinyalir memiliki muatan politis. Sebab, dalam waktu dekat, Jerman bakal menggelar pemilihan federal.
Apalagi, menteri yang menjabat sejak 2005 ini diduga memiliki kedekatan khusus dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Schavan merupakan menteri kedua di kabinet konservatif Kanselir Angela Merkel yang mengalami kasus memalukan ini.
Sebelumnya,mantan menteri pertahanan Karl-Theodor zu Guttenberg juga harus mengundurkan diri pada Mei 2011,setelah sebagian besar disertasinya terbukti menjiplak sumber lain. Saat itu Universitas Bayreuth menemukan sebagian besar disertasi Karl-Theodor zu Guttenberg yang dibuat pada 2006 adalah hasil jiplakan.
(esn)