Kemlu bantu pulangkan 3 nelayan RI dari Papua Nugini
A
A
A
Sindonews.com - Kemlu RI bantu pulangkan tiga nelayan Indonesia yang berasal dari pantai Hamadi Jayapura Papua, yang terdampar di perairan Papua Nugini, Selasa (5/2/2013). Tiga nelayan itu adalah Thalib, Baba dan Nazir.
Serah terima kepada pihak keluarga nelayan dilakukan oleh Konsul RI di Vanimo, Jahar Gultom dan Kepala BPKLN Provinsi Papua. Serah terima bertempat di Ruang Rapat BPKLN Provinsi Papua.
Tiga nelayan ini sebelumnya dilaporkan hilang di laut oleh pihak keluarga, setelah sebelumnya melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia dengan menggunakan perahu tempel motor pada 24 Januari. Ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba badai laut menghantam perahu mereka, sehingga mesin perahu rusak dan mereka terbawa arus.
Selama enam hari nelayan ini terombang-ambing di laut dan akhirnya terbawa arus laut dan angin sampai ke perairan Papua Nugini yang terletaknya di bibir pantai terpencil Desa Kauk, antara Aitape dan Propinsi Wewak.
Pada 30 Januari 2013, seorang penduduk di Kauk, Provinsi East Sepik melihat tiga nelayan yang terombang-ambing di laut ini meminta pertolongan dan warga setempat memberikan penyelamatan dan menampung nelayan ini menginap satu malam di rumah warga di Desa Kauk.
Esok harinya, mereka dipindahkan dari rumah warga ke penampungan sementara pos Polisi Daerah Wewak, tiga jam dari Desa Kauk. Pada malam harinya, seorang warga asal Papua yang sudah lama tinggal di Wewak menawarkan diri untuk menampung nelayan ini di rumahnya, sambil menunggu proses pengurusan pemulangan ke Vanimo.
Mendapat laporan kejadian ini dari Polisi setempat, Konsulat RI di Vanimo langsung berkomunikasi dengan Kepolisian di Propinsi West Sepik dan Wewak guna memastikan kondisi nelayan yang terdampar dan memberikan pertolongan.
Desa Kauk yang cukup terpencil dengan akses jalan raya yang sangat buruk, serta kondisi cuaca di laut yang sulit, mengharuskan Konsulat RI berkoordinasi dengan aparat setempat.
"Sebelumnya, saat ketiga nelayan berada di penampungan warga di Desa Kauk, staf Konsulat telah berbicara dengan mereka untuk memastikan bahwa Konsulat akan memberikan pertolongan dengan menyedikan boat atau mobil sewaan untuk mengangakut mereka kembali ke Vanimo," demikian disampaikan dalam rilis kepada Portal Kemlu.
Dengan berkoordinasi dengan aparat setempat, akhirnya pada Senin 4 Februari, ketiga nelayan ini baru bisa diberangkatkan dari Wewak ke Aitape. Dengan didampingi polisi setempat, tiga nelayan ini tiba di Vanimo dan langsung dibawa ke Konsulat RI.
Serah terima kepada pihak keluarga nelayan dilakukan oleh Konsul RI di Vanimo, Jahar Gultom dan Kepala BPKLN Provinsi Papua. Serah terima bertempat di Ruang Rapat BPKLN Provinsi Papua.
Tiga nelayan ini sebelumnya dilaporkan hilang di laut oleh pihak keluarga, setelah sebelumnya melakukan penangkapan ikan di perairan Indonesia dengan menggunakan perahu tempel motor pada 24 Januari. Ketika mereka hendak pulang, tiba-tiba badai laut menghantam perahu mereka, sehingga mesin perahu rusak dan mereka terbawa arus.
Selama enam hari nelayan ini terombang-ambing di laut dan akhirnya terbawa arus laut dan angin sampai ke perairan Papua Nugini yang terletaknya di bibir pantai terpencil Desa Kauk, antara Aitape dan Propinsi Wewak.
Pada 30 Januari 2013, seorang penduduk di Kauk, Provinsi East Sepik melihat tiga nelayan yang terombang-ambing di laut ini meminta pertolongan dan warga setempat memberikan penyelamatan dan menampung nelayan ini menginap satu malam di rumah warga di Desa Kauk.
Esok harinya, mereka dipindahkan dari rumah warga ke penampungan sementara pos Polisi Daerah Wewak, tiga jam dari Desa Kauk. Pada malam harinya, seorang warga asal Papua yang sudah lama tinggal di Wewak menawarkan diri untuk menampung nelayan ini di rumahnya, sambil menunggu proses pengurusan pemulangan ke Vanimo.
Mendapat laporan kejadian ini dari Polisi setempat, Konsulat RI di Vanimo langsung berkomunikasi dengan Kepolisian di Propinsi West Sepik dan Wewak guna memastikan kondisi nelayan yang terdampar dan memberikan pertolongan.
Desa Kauk yang cukup terpencil dengan akses jalan raya yang sangat buruk, serta kondisi cuaca di laut yang sulit, mengharuskan Konsulat RI berkoordinasi dengan aparat setempat.
"Sebelumnya, saat ketiga nelayan berada di penampungan warga di Desa Kauk, staf Konsulat telah berbicara dengan mereka untuk memastikan bahwa Konsulat akan memberikan pertolongan dengan menyedikan boat atau mobil sewaan untuk mengangakut mereka kembali ke Vanimo," demikian disampaikan dalam rilis kepada Portal Kemlu.
Dengan berkoordinasi dengan aparat setempat, akhirnya pada Senin 4 Februari, ketiga nelayan ini baru bisa diberangkatkan dari Wewak ke Aitape. Dengan didampingi polisi setempat, tiga nelayan ini tiba di Vanimo dan langsung dibawa ke Konsulat RI.
(esn)