China bantah serang sistem komputer media AS
A
A
A
Sindonews.com - Ahli China membantah tuduhan yang mengaitkan keterlibatan pemerintah China dalam serangan cyber terhadap sejumlah media Amerika Serikat (AS), Selasa (5/2/2013).
"Tuduhan itu sangat tidak masuk akal dan tidak bertanggung jawab," ungkap Prof Zhou Shijian, seorang peneliti senior dari Pusat Hubungan AS-China di University Tsinghua, Beijing, China seperti dilansir Xinhua.
Zhou mencatat, bahwa sulit untuk menemukan lokasi sumber utama kegiatan hacking transnasional, di mana serangan tersebut bersifat anonim. Profesor tersebut menambahkan, pemerintah China tidak punya alasan untuk mendukung aktifitas para haker. Mengutip laporan resmi pemerintah China, bahwa negara tersebut juga telah sering terkena serangan para hacker.
Dalam laporan tersebut, dari April - Desember 2011 terdapat 12.513 situs China, termasuk 1.167 milik pemerintah terdeteksi mendapat serangan cyber. Menurut jaringan utama pemantauan negara, National Computer Network Emergency Response Coordination Center of China (CNCERT/CC), pada 2012 silam ada 11.851 serangan cyber yang berasal dari luar negeri. Di mana 28,1 persen serangan tersebut datang dari hacker AS.
Bantahan juga datang dari seorang profesor China lainya, Prof. Liu Deliang, Direktur Institute pengkajian hukum Cyber Asia Pasifik. Ia mengatakan, tuduhan tersebut tidak berdasar dari sisi hukum atau logika. Bahkan, jika serangan tersebut memang datang dari China, pelaku mungkin adalah hacker individu.
"Pada akhirnya, tuduhan itu tidak lebih dari sebuah alasan bagi AS untuk melancarkan perang pada keamanan jaringan dan juga sebagai langkah proteksionisme perdagangan, ekonomi, dan bertujuan untuk menjatuhkan sanksi internasional." papar Deliang.
Awal bulan ini, New York Times mengikuti jejak Wall Street Journal (WSJ) yang mengaku kalau sistem komputer mereka mendapat serangan dari hacker China. New York Times mengaku bahwa sistem komputer mereka disusupi hacker yang memiliki hubungan dengan militer China. Serangan ini diduga terkait dengan laporan New York Times soal kekayaan seorang pejabat China.
“Para hacker telah selama empat bulan terakhir menyusup sistem komputer dan membobol password staf, serta menyelidiki mereka, terutama berfokus pada email dari Kepala Biro Shanghai, David Barboza,” sebut pernyataan New York Times.
"Tuduhan itu sangat tidak masuk akal dan tidak bertanggung jawab," ungkap Prof Zhou Shijian, seorang peneliti senior dari Pusat Hubungan AS-China di University Tsinghua, Beijing, China seperti dilansir Xinhua.
Zhou mencatat, bahwa sulit untuk menemukan lokasi sumber utama kegiatan hacking transnasional, di mana serangan tersebut bersifat anonim. Profesor tersebut menambahkan, pemerintah China tidak punya alasan untuk mendukung aktifitas para haker. Mengutip laporan resmi pemerintah China, bahwa negara tersebut juga telah sering terkena serangan para hacker.
Dalam laporan tersebut, dari April - Desember 2011 terdapat 12.513 situs China, termasuk 1.167 milik pemerintah terdeteksi mendapat serangan cyber. Menurut jaringan utama pemantauan negara, National Computer Network Emergency Response Coordination Center of China (CNCERT/CC), pada 2012 silam ada 11.851 serangan cyber yang berasal dari luar negeri. Di mana 28,1 persen serangan tersebut datang dari hacker AS.
Bantahan juga datang dari seorang profesor China lainya, Prof. Liu Deliang, Direktur Institute pengkajian hukum Cyber Asia Pasifik. Ia mengatakan, tuduhan tersebut tidak berdasar dari sisi hukum atau logika. Bahkan, jika serangan tersebut memang datang dari China, pelaku mungkin adalah hacker individu.
"Pada akhirnya, tuduhan itu tidak lebih dari sebuah alasan bagi AS untuk melancarkan perang pada keamanan jaringan dan juga sebagai langkah proteksionisme perdagangan, ekonomi, dan bertujuan untuk menjatuhkan sanksi internasional." papar Deliang.
Awal bulan ini, New York Times mengikuti jejak Wall Street Journal (WSJ) yang mengaku kalau sistem komputer mereka mendapat serangan dari hacker China. New York Times mengaku bahwa sistem komputer mereka disusupi hacker yang memiliki hubungan dengan militer China. Serangan ini diduga terkait dengan laporan New York Times soal kekayaan seorang pejabat China.
“Para hacker telah selama empat bulan terakhir menyusup sistem komputer dan membobol password staf, serta menyelidiki mereka, terutama berfokus pada email dari Kepala Biro Shanghai, David Barboza,” sebut pernyataan New York Times.
(esn)