Media AS jadi korban hacker China
A
A
A
Sindonews.com – Salah satu media terkemuka di Amerika Serikat (AS), New York Times mengaku telah menjadi korban hacker yang mungkin memiliki hubungan dengan militer China. Seperti dikutip dari News.com.au, Kamis (31/1/201), serangan ini diduga terkait dengan laporan New York Times soal kekayaan seorang pejabat China.
“Para hacker telah selama empat bulan terakhir menyusup sistem komputer dan membobol password staf, serta menyelidiki mereka, terutama berfokus pada email dari Kepala Biro Shanghai, David Barboza,” sebut pernyataan New York Times.
Menurut laporan Barboza yang diterbitkan pada 25 Oktober 2012, kerabat dekat dari Perdana Menteri China Wen Jiabao telah mendulang miliaran dolar dalam urusan bisnis.
Menurut pernyataan New York Times, konsultan Informasi Teknologi mereka percaya, bahwa serangan dimulai dari komputer universitas yang sama yang digunakan oleh militer Cina untuk menyerang kontraktor militer Amerika Serikat di masa lalu.
“Para hacker mencuri password perusahaan dan menargetkan komputer dari 53 karyawan, termasuk mantan Kepala Biro Beijing, Jim Yardley, yang kini menjadi Kepala Biro Asia Selatan yang berbasis di India,” lanjut pernyataan tersebut.
"Para ahli tidak menemukan bukti, bahwa penyusup menggunakan password untuk mencari informasi yang tidak terkait dengan pelaporan keluarga Wen. Tidak ada data pelanggan dicuri. Nampaknya, hacker mencari nama-nama orang yang mungkin telah memberikan informasi kepada Barboza," lanjut pernyataan itu.
China sendiri telah membantah tuduhan melakukan penyusupan ke sistem komputer dari New York Times. "Pihak berwenang China telah mengeluarkan respon yang jelas terhadap tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh New York Times," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei kepada wartawan di Beijing.
“Secara sewenang-wenang menyatakan dan menyimpulkan tanpa bukti kuat, bahwa China berpartisipasi dalam serangan hacker tersebut, benar-benar tidak bertanggung jawab. China juga menjadi korban serangan hacker dan undang-undang China jelas melarang serangan hacker. Dan, kami berharap pihak-pihak terkait mengambil sikap bertanggung jawab tentang masalah ini," lanjutnya.
“Para hacker telah selama empat bulan terakhir menyusup sistem komputer dan membobol password staf, serta menyelidiki mereka, terutama berfokus pada email dari Kepala Biro Shanghai, David Barboza,” sebut pernyataan New York Times.
Menurut laporan Barboza yang diterbitkan pada 25 Oktober 2012, kerabat dekat dari Perdana Menteri China Wen Jiabao telah mendulang miliaran dolar dalam urusan bisnis.
Menurut pernyataan New York Times, konsultan Informasi Teknologi mereka percaya, bahwa serangan dimulai dari komputer universitas yang sama yang digunakan oleh militer Cina untuk menyerang kontraktor militer Amerika Serikat di masa lalu.
“Para hacker mencuri password perusahaan dan menargetkan komputer dari 53 karyawan, termasuk mantan Kepala Biro Beijing, Jim Yardley, yang kini menjadi Kepala Biro Asia Selatan yang berbasis di India,” lanjut pernyataan tersebut.
"Para ahli tidak menemukan bukti, bahwa penyusup menggunakan password untuk mencari informasi yang tidak terkait dengan pelaporan keluarga Wen. Tidak ada data pelanggan dicuri. Nampaknya, hacker mencari nama-nama orang yang mungkin telah memberikan informasi kepada Barboza," lanjut pernyataan itu.
China sendiri telah membantah tuduhan melakukan penyusupan ke sistem komputer dari New York Times. "Pihak berwenang China telah mengeluarkan respon yang jelas terhadap tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh New York Times," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Hong Lei kepada wartawan di Beijing.
“Secara sewenang-wenang menyatakan dan menyimpulkan tanpa bukti kuat, bahwa China berpartisipasi dalam serangan hacker tersebut, benar-benar tidak bertanggung jawab. China juga menjadi korban serangan hacker dan undang-undang China jelas melarang serangan hacker. Dan, kami berharap pihak-pihak terkait mengambil sikap bertanggung jawab tentang masalah ini," lanjutnya.
(esn)