Lawan PBB, Korut akan uji coba nuklir lagi
A
A
A
Sindonews.com - Korea Utara (Korut) kembali memperbaharui ancaman mereka untuk melakukan uji coba nuklir ketiga. Ini merupakan bentuk lanjutan kegiatan menyimpang Korut atas atas sanksi PBB, Sabtu (26/1/2013).
"Uji coba nuklir merupakan tuntutan masyarkat, tidak ada pilihan lain," ungkap Juru Bicara Partai Pekerja Korut dalam harian Rodong Shinmun surat kabar utama Korut seperti dilansir Yonhap.
"Uji coba nuklir merupakan sebuah kebutuhan, tidak ada sesuatu yang lebih besar dibanding uji coba nuklir," lanjut ungkapan tersebut.
Negara komunis tersebut menilai langkah tersebut merupakan satu-satunya pilihan untuk merespon keputusan 15 anggota DK PBB yang akhirnya sepakat mengadopsi 20 pasal dalam resolusi untuk menghukum Korut. Hukuman dijatuhkan karena Korut menghiraukan sanksi PBB yang tak memperbolehkan mereka melakukan uji coba nuklir.
"DK PBB tidak memberikan kami pilihan lain. Kami tidak punya pilihan lain selain melanjutkan rencana tersebut" lanjut ungkapan tersebut.
Ancaman baru ini muncul setelah Korut melontarkan ancaman langsung kepada Amerika Serikat (AS). Selain akan melakukan uji coba nuklir ketiga, mereka juga akan meluncurkan roket sebagai aksi protes terhadap dijatuhkannya sanksi baru. Korut sebelumnya juga menolak proposal untuk menghidupkan kembali perundingan enam negara yang meliputi Korut, Korsel, AS, China, Rusia, dan Jepang. Ancaman tersebut diungkapkan Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korut tanpa menyebutkan kapan dan di mana uji coba nuklir tersebut.
Menaggapi ancaman tersebut Kora Selatan (Korsel) dan sejumlah negara terus memantau setiap gerakan Korut. Menurut spekulasi, secara teknis negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut benar-benar akan melakukan uji coba nuklir ketiga. Sebab, menurut analis dari lembaga riset Korut di Universitas Johns Hopkins University di Maryland, Amerika Serikat, hasil pencitraan satelit menunjukan bahwa lokasi peluncuran roket di Punggye-ri di wilayah Utara Korut siap melakukan tes dan tinggal menunggu perintah.
"Uji coba nuklir merupakan tuntutan masyarkat, tidak ada pilihan lain," ungkap Juru Bicara Partai Pekerja Korut dalam harian Rodong Shinmun surat kabar utama Korut seperti dilansir Yonhap.
"Uji coba nuklir merupakan sebuah kebutuhan, tidak ada sesuatu yang lebih besar dibanding uji coba nuklir," lanjut ungkapan tersebut.
Negara komunis tersebut menilai langkah tersebut merupakan satu-satunya pilihan untuk merespon keputusan 15 anggota DK PBB yang akhirnya sepakat mengadopsi 20 pasal dalam resolusi untuk menghukum Korut. Hukuman dijatuhkan karena Korut menghiraukan sanksi PBB yang tak memperbolehkan mereka melakukan uji coba nuklir.
"DK PBB tidak memberikan kami pilihan lain. Kami tidak punya pilihan lain selain melanjutkan rencana tersebut" lanjut ungkapan tersebut.
Ancaman baru ini muncul setelah Korut melontarkan ancaman langsung kepada Amerika Serikat (AS). Selain akan melakukan uji coba nuklir ketiga, mereka juga akan meluncurkan roket sebagai aksi protes terhadap dijatuhkannya sanksi baru. Korut sebelumnya juga menolak proposal untuk menghidupkan kembali perundingan enam negara yang meliputi Korut, Korsel, AS, China, Rusia, dan Jepang. Ancaman tersebut diungkapkan Komisi Pertahanan Nasional (NDC) Korut tanpa menyebutkan kapan dan di mana uji coba nuklir tersebut.
Menaggapi ancaman tersebut Kora Selatan (Korsel) dan sejumlah negara terus memantau setiap gerakan Korut. Menurut spekulasi, secara teknis negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut benar-benar akan melakukan uji coba nuklir ketiga. Sebab, menurut analis dari lembaga riset Korut di Universitas Johns Hopkins University di Maryland, Amerika Serikat, hasil pencitraan satelit menunjukan bahwa lokasi peluncuran roket di Punggye-ri di wilayah Utara Korut siap melakukan tes dan tinggal menunggu perintah.
(esn)