Red October ancam negara-negara Eropa Timur
A
A
A
Sindonews.com – Sebuah perusahaan pembuat software anti-virus, Lab Kaspersky, mengaku telah mengidentifikasi sebuah virus komputer baru yang dijuluki "Red October". Virus ini diyakini menargetkan negara-negara Eropa Timur, yang tampaknya mengumpulkan file rahasia NATO dan enkripsi Uni Eropa.
"Fokus utama dari kampanye ini adalah menargetkan negara-negara di Eropa Timur, bekas Uni Soviet dan negara-negara di Asia Tengah, meskipun korban bisa saja ada di mana pun, termasuk di Eropa Barat dan Amerika Utara," sebut sebuah pernyataan Lab Kaspersky, Senin (14/1/2013).
“Red October, yang telah aktif sejak 2007, muncul untuk mengumpulkan file dienkripsi dengan perangkat lunak yang digunakan oleh beberapa entitas dari Uni Eropa untuk NATO,” lanjut pernyataan tersebut.
Kaspersky mengatakan, Red October juga bisa menginfeksi smartphone dan mengumpulkan informasi login untuk menguji pada sistem lainnya. Red October memiliki modul unik yang bersembunyi di Adobe Reader dan program Microsoft Office. Kondisi ini memungkinkan penyerang untuk mendapatkan kembali akses, jika virus ditemukan dan dihapus.
“Selain lembaga diplomatik dan pemerintah dari berbagai negara di seluruh dunia, Red October juga menargetkan lembaga penelitian, kelompok energi dan nuklir, target perdagangan, serta kedirgantaraan,” tambah pernyataan Lab Kaspersky.
Didirikan pada 1997, Lab Kaspersky mempekerjakan lebih dari 2.300 tenaga spesialis dan merupakan perusahaan keamanan Teknologi Informasi terkemuka dan perusahaan pengembang perangkat lunak anti-virus.
"Fokus utama dari kampanye ini adalah menargetkan negara-negara di Eropa Timur, bekas Uni Soviet dan negara-negara di Asia Tengah, meskipun korban bisa saja ada di mana pun, termasuk di Eropa Barat dan Amerika Utara," sebut sebuah pernyataan Lab Kaspersky, Senin (14/1/2013).
“Red October, yang telah aktif sejak 2007, muncul untuk mengumpulkan file dienkripsi dengan perangkat lunak yang digunakan oleh beberapa entitas dari Uni Eropa untuk NATO,” lanjut pernyataan tersebut.
Kaspersky mengatakan, Red October juga bisa menginfeksi smartphone dan mengumpulkan informasi login untuk menguji pada sistem lainnya. Red October memiliki modul unik yang bersembunyi di Adobe Reader dan program Microsoft Office. Kondisi ini memungkinkan penyerang untuk mendapatkan kembali akses, jika virus ditemukan dan dihapus.
“Selain lembaga diplomatik dan pemerintah dari berbagai negara di seluruh dunia, Red October juga menargetkan lembaga penelitian, kelompok energi dan nuklir, target perdagangan, serta kedirgantaraan,” tambah pernyataan Lab Kaspersky.
Didirikan pada 1997, Lab Kaspersky mempekerjakan lebih dari 2.300 tenaga spesialis dan merupakan perusahaan keamanan Teknologi Informasi terkemuka dan perusahaan pengembang perangkat lunak anti-virus.
(esn)