Rusia: Assad mustahil diturunkan
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, menyebut Presiden Bashar al-Assad tak akan bisa dipaksa untuk turun. Rusia menyatakan, pihak-pihak yang berusaha menjatuhkan Assad akan menemukan bahwa rencana tersebut akan sangat sulit untuk direalisasikan.
“Rusia tidak setuju dengan rencana untuk menurunkan Assad, rencana tersebut akan sangat sulit direalisasikan karena rezim Assad sampai saat ini masih kuat dan tidak bisa didikte siapapun,” ujar Lavrov, seperti dikutip AFP, Senin (14/1/2013).
Rusia pun kembali mengutarakan tawarannya agar kedua belah pihak yang berkonflik dapat duduk bersama dalam meja perundingan. Sebelumnya Assad meminta pejuang oposisi untuk menurunkan senjata apabila mereka mau menghentikan konflik di Suriah, syarat yang ditolak mentah-mentah oleh pihak oposisi.
“Presiden Assad telah menawarkan syarat kepada pihak oposisi agar konflik di Suriah dapat segera dihentikan. Syarat tersebut memang tidak disetujui oleh pihak oposisi, namun setidaknya Assad telah melakukan langkah maju dengan mengajukan penawaran tersebut,” pungkas Menlu Rusia itu.
“Saya pikir sekarang diliran pihak oposisi untuk mengeluarkan tawarannya kepada Assad, dengan begitu proses negosiasi dapat bisa dimulai,” tambah Lavrov.
Rusia merupakan salah satu sekutu dekat yang dimiliki oleh rezim Assad. Rusia selama ini menegaskan bahwa transisi pemerintahan di Suriah haruslah berjalan secara damai dan tanpa ada campur tangan pihak asing.
Rusia selalu mengkritik negara-negara Arab dan Barat yang seringkali memberikan bantuan kepada pihak oposisi agar dapat menggulingkan rezim Assad. Selain Rusia, rezim Assad juga mendapatkan dukungan kuat dari Iran dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
“Rusia tidak setuju dengan rencana untuk menurunkan Assad, rencana tersebut akan sangat sulit direalisasikan karena rezim Assad sampai saat ini masih kuat dan tidak bisa didikte siapapun,” ujar Lavrov, seperti dikutip AFP, Senin (14/1/2013).
Rusia pun kembali mengutarakan tawarannya agar kedua belah pihak yang berkonflik dapat duduk bersama dalam meja perundingan. Sebelumnya Assad meminta pejuang oposisi untuk menurunkan senjata apabila mereka mau menghentikan konflik di Suriah, syarat yang ditolak mentah-mentah oleh pihak oposisi.
“Presiden Assad telah menawarkan syarat kepada pihak oposisi agar konflik di Suriah dapat segera dihentikan. Syarat tersebut memang tidak disetujui oleh pihak oposisi, namun setidaknya Assad telah melakukan langkah maju dengan mengajukan penawaran tersebut,” pungkas Menlu Rusia itu.
“Saya pikir sekarang diliran pihak oposisi untuk mengeluarkan tawarannya kepada Assad, dengan begitu proses negosiasi dapat bisa dimulai,” tambah Lavrov.
Rusia merupakan salah satu sekutu dekat yang dimiliki oleh rezim Assad. Rusia selama ini menegaskan bahwa transisi pemerintahan di Suriah haruslah berjalan secara damai dan tanpa ada campur tangan pihak asing.
Rusia selalu mengkritik negara-negara Arab dan Barat yang seringkali memberikan bantuan kepada pihak oposisi agar dapat menggulingkan rezim Assad. Selain Rusia, rezim Assad juga mendapatkan dukungan kuat dari Iran dan kelompok Hizbullah di Lebanon.
(esn)