Lagi, tentara AS berulah di Jepang
Senin, 14 Januari 2013 - 17:51 WIB
Lagi, tentara AS berulah di Jepang
A
A
A
Sindonews.com – Tentara Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di Jepang kembali berulah. Padahal, petinggi-petinggi militer AS mengaku telah menerapkan disiplin tinggi bagi para anggota mereka. Hal ini kian meningkatkan sentimen anti AS di Jepang.
Seperti dilaporkan Japan Today, Senin (14/1/2013), seorang anggota Angkatan Laut (AL) AS berusia 24 tahun, Richard Lawton, ditangkap oleh Kepolisian Tokyo di Yokosuka, sebuah kota pelabuhan di selatan Tokyo.
Lawton ditangkap karena telah menerobos masuk ke dalam sebuah rumah. Para penghuni rumah itu mengaku tak mengenal Lawton. Saat ditangkap, Lawton dalam keadaan mabuk berat. Ia ditangkap pada dini hari dan diduga telah melanggar jam malam yang telah ditetapkan bagi para personel AS di Jepang.
Sebelumnya, militer AS memang telah menetapkan jam malam bagi anggota mereka, menyusul aksi perkosaan yang dilakukan tentara AS dan beberapa kasus kriminal yang melibatkan tentara AS di Okinawa.
Petinggi militer AS melarang semua prajurit berada di luar markas atau pangkalan sejak malam hingga subuh. Namun nyatanya, masih ada anggota militer AS yang tidak mengindahkan aturan jam malam ini.
Hingga kini, belum ada tanggapan dari militer AS tentang kasus ini. Munculnya kasus Lawton ini akan kian meningkatkan sentimen anti AS di Jepang. Gelombang protes, terutama di Okinawa terus dilakukan. Para demonstran meminta seluruh tentara AS ditarik keluar dari Jepang.
Seperti dilaporkan Japan Today, Senin (14/1/2013), seorang anggota Angkatan Laut (AL) AS berusia 24 tahun, Richard Lawton, ditangkap oleh Kepolisian Tokyo di Yokosuka, sebuah kota pelabuhan di selatan Tokyo.
Lawton ditangkap karena telah menerobos masuk ke dalam sebuah rumah. Para penghuni rumah itu mengaku tak mengenal Lawton. Saat ditangkap, Lawton dalam keadaan mabuk berat. Ia ditangkap pada dini hari dan diduga telah melanggar jam malam yang telah ditetapkan bagi para personel AS di Jepang.
Sebelumnya, militer AS memang telah menetapkan jam malam bagi anggota mereka, menyusul aksi perkosaan yang dilakukan tentara AS dan beberapa kasus kriminal yang melibatkan tentara AS di Okinawa.
Petinggi militer AS melarang semua prajurit berada di luar markas atau pangkalan sejak malam hingga subuh. Namun nyatanya, masih ada anggota militer AS yang tidak mengindahkan aturan jam malam ini.
Hingga kini, belum ada tanggapan dari militer AS tentang kasus ini. Munculnya kasus Lawton ini akan kian meningkatkan sentimen anti AS di Jepang. Gelombang protes, terutama di Okinawa terus dilakukan. Para demonstran meminta seluruh tentara AS ditarik keluar dari Jepang.
(esn)
