Jepang naikkan anggaran militer
A
A
A
Sindonews.com - Jepang bakal meningkatkan anggaran belanja militernya pada 2013. Kenaikan ini merupakan pertama kalinya dalam satu dekade terakhir dan dilakukan ketika Tokyo terlibat sengketa wilayah dengan Beijing.
Gugus Tugas Pertahanan Partai Demokratik Liberal (LDP) yang baru saja memenangkan pemilu memutuskan untuk meningkatkan anggaran pertahanan lebih dari 100 miliar yen atau USD1,15 miliar. Sumber LDP menyebutkan, upaya itu untuk menyaingi kekuatan militer China yang semakin berkembang.
Langkah itu juga merefleksikan kekhawatiran Jepang terhadap pengaruh China di Asia yang semakin meluas. “Kami telah memutuskan bahwa anggaran tambahan bakal digunakan untuk penelitian sistem radar baru.Selain itu, anggaran untuk biaya pemeliharaan pesawat serta bahan bakar,” ujar salah satu pejabat LDP dikutip AFP.
Kabar peningkatan anggaran pertahanan itu muncul bersamaan dengan langkah Kementerian Luar Negeri Jepang yang memanggil duta besar China sebagai bentuk protes atas pelanggaran kapal patroli Beijing yang memasuki Kepulauan Senkaku. Kepulauan itu juga diklaim oleh China yang menyebutnya sebagai Diaoyu.
Pemanggilan kali pertama itu dilakukan di bawah kepemimpinan kubu nasionalis Perdana Menteri Shinzo Abe dan merefleksikan upaya tegas terhadap China. Tapi, China meremehkan pemanggilan itu.
Di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei menegaskan bahwa patroli itu normal karena pulau itu ada di wilayah China. Bagaimanapun,Jepang merupakan negara yang terikat dengan pakta Pasifik bersama Amerika Serikat (AS),di mana Tokyo tidak diperbolehkan memiliki kemampuan untuk melakukan perang secara agresif.
Namun, para analisis menyatakan, militer Jepang sangat modern dalam hal peralatan dan perlengkapan tempur serta memiliki pendanaan kuat. Upaya usulan peningkatan anggaran militer dilakukan setelah lebih dari 10 tahun berturut-turut terjadi penurunan belanja publik karena hutang yang tinggi.
Sebelumnya anggaran belanja militer untuk tahun fiskal 2012, yang akan berakhir Maret mendatang,sebesar 4,65 triliun yen,lalu naik pada angka 4,75 triliun yen. Dana militer terbesar dianggarkan pada tahun fiskal 2002 yang mencapai 4,94 triliun yen.
Setelah memenangkan pemilu bulan lalu, LDP berjanji menambah jumlah personel Pasukan Bela Diri Jepang dan meningkatkan perlengkapan serta kekuatan belanja mereka.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera telah menyatakan, pemerintahan Abe bakal mengkaji ulang program pertahanan dasar jangka panjang negara itu, yang diadopsi pada 2010 di bawah pemerintahan Partai Demokratik Jepang (DPJ).
Program tersebut termasuk pemangkasan jumlah tentara hingga sekitar 1.000 orang. Direktur Institut Hubungan Internasional Universitas Kyoto Sangyo, Kazuhiko Togo, mengatakan bahwa rencana peningkatan anggaran militer Jepang adalah reaksi langsung dari sikap provokatif China.
“China secara terang-terangan mengatakan ingin merebut kepulauan itu bahkan dengan kekerasan jika perlu,” katanya. Namun, untuk menghindari kemungkinan bentrok bersenjata, menurut Kazuhiko, Jepang tak memiliki pilihan lain selain meningkatkan anggaran militernya.
Dia menegaskan, Jepang harus melakukan dialog untuk mencapai tujuan diplomatik. “Langkah pencegahan dan dialog harus berjalan bersamaan,” tutur Kazuhiko. Pemerintahan Abe diperkirakan bakal meningkatkan kerja sama dengan AS dan negara lain, seperti Australia dan India. Kerja sama itu diperuntukkan untuk mengimbangi kekuatan ekonomi dan militer China.
Gugus Tugas Pertahanan Partai Demokratik Liberal (LDP) yang baru saja memenangkan pemilu memutuskan untuk meningkatkan anggaran pertahanan lebih dari 100 miliar yen atau USD1,15 miliar. Sumber LDP menyebutkan, upaya itu untuk menyaingi kekuatan militer China yang semakin berkembang.
Langkah itu juga merefleksikan kekhawatiran Jepang terhadap pengaruh China di Asia yang semakin meluas. “Kami telah memutuskan bahwa anggaran tambahan bakal digunakan untuk penelitian sistem radar baru.Selain itu, anggaran untuk biaya pemeliharaan pesawat serta bahan bakar,” ujar salah satu pejabat LDP dikutip AFP.
Kabar peningkatan anggaran pertahanan itu muncul bersamaan dengan langkah Kementerian Luar Negeri Jepang yang memanggil duta besar China sebagai bentuk protes atas pelanggaran kapal patroli Beijing yang memasuki Kepulauan Senkaku. Kepulauan itu juga diklaim oleh China yang menyebutnya sebagai Diaoyu.
Pemanggilan kali pertama itu dilakukan di bawah kepemimpinan kubu nasionalis Perdana Menteri Shinzo Abe dan merefleksikan upaya tegas terhadap China. Tapi, China meremehkan pemanggilan itu.
Di Beijing, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei menegaskan bahwa patroli itu normal karena pulau itu ada di wilayah China. Bagaimanapun,Jepang merupakan negara yang terikat dengan pakta Pasifik bersama Amerika Serikat (AS),di mana Tokyo tidak diperbolehkan memiliki kemampuan untuk melakukan perang secara agresif.
Namun, para analisis menyatakan, militer Jepang sangat modern dalam hal peralatan dan perlengkapan tempur serta memiliki pendanaan kuat. Upaya usulan peningkatan anggaran militer dilakukan setelah lebih dari 10 tahun berturut-turut terjadi penurunan belanja publik karena hutang yang tinggi.
Sebelumnya anggaran belanja militer untuk tahun fiskal 2012, yang akan berakhir Maret mendatang,sebesar 4,65 triliun yen,lalu naik pada angka 4,75 triliun yen. Dana militer terbesar dianggarkan pada tahun fiskal 2002 yang mencapai 4,94 triliun yen.
Setelah memenangkan pemilu bulan lalu, LDP berjanji menambah jumlah personel Pasukan Bela Diri Jepang dan meningkatkan perlengkapan serta kekuatan belanja mereka.
Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera telah menyatakan, pemerintahan Abe bakal mengkaji ulang program pertahanan dasar jangka panjang negara itu, yang diadopsi pada 2010 di bawah pemerintahan Partai Demokratik Jepang (DPJ).
Program tersebut termasuk pemangkasan jumlah tentara hingga sekitar 1.000 orang. Direktur Institut Hubungan Internasional Universitas Kyoto Sangyo, Kazuhiko Togo, mengatakan bahwa rencana peningkatan anggaran militer Jepang adalah reaksi langsung dari sikap provokatif China.
“China secara terang-terangan mengatakan ingin merebut kepulauan itu bahkan dengan kekerasan jika perlu,” katanya. Namun, untuk menghindari kemungkinan bentrok bersenjata, menurut Kazuhiko, Jepang tak memiliki pilihan lain selain meningkatkan anggaran militernya.
Dia menegaskan, Jepang harus melakukan dialog untuk mencapai tujuan diplomatik. “Langkah pencegahan dan dialog harus berjalan bersamaan,” tutur Kazuhiko. Pemerintahan Abe diperkirakan bakal meningkatkan kerja sama dengan AS dan negara lain, seperti Australia dan India. Kerja sama itu diperuntukkan untuk mengimbangi kekuatan ekonomi dan militer China.
(esn)