Polisi tangkap teman pembunuh massal
A
A
A
Sindonews.com - Polisi Filipina menangkap John Paul Lopez, seorang yang diduga membantu Ronald Pae, pria bersenjata melepaskan sejumlah tembakan membabi buta di sebuah pasar di Kota Rawit, 40 km sebelah selatan Manila, Filipina, Jumat (4/1/2013). Sementara itu, jumlah korban tewas yang awalnya hanya berjumlah tiga kini bertambah menjadi tujuh orang, sedangkan korban luka bertambah menjadi 12 orang.
"Polisi telah menangkap John Paul Lopez di kota Imus dekat Kawit Jumat malam, beberapa jam Ronald Pae tewas setelah ditembak oleh polisi," ungkap Juru Bicara kepolisian Nasional Filipina, Inspektur Kepala Generoso Cerbo seperti diberitakan dalam thestar, Sabtu, (5/1/2012).
"Kami sedang menyelidiki seberapa jauh keterlibatan Lopez dalam serangan yang dilakukan oleh Bae. Tapi dia dipastikan menghadapi tuntutan pidana karena telibat dan menjadi kaki tangan pembunuh," lanjut Cerbo.
Cerbo mengatakan, berdasarkan hasil investigasi awal, Lopez mengaku dia dipaksa Bae untuk melepaskan tembakan pistol kaliber 45. Namun, "jika pernyataan tersebut palsu, maka hukuman yang diterima Lopez akan semakin berat," terang Cerbo.
Polisi masih belum menetapkan motif atas serangan yang menewaskan seorang wanita hamil dan lima orang anak kecil tersebut. Namun, polisi mengatakan dua orang calon pejabat desa yang kalah dalam pemilu tahun 2010 lalu itu berada di bawah pengasuh minuman keras dan metamfetamin.
"Usai mengkonsumsi obat terlarang itu penglihatan kedua orang tersebut mungkin saja mulai melihat setan," terang Derrick Carreon, Juru Bicara Badan Narkotika Filipina.
"Polisi telah menangkap John Paul Lopez di kota Imus dekat Kawit Jumat malam, beberapa jam Ronald Pae tewas setelah ditembak oleh polisi," ungkap Juru Bicara kepolisian Nasional Filipina, Inspektur Kepala Generoso Cerbo seperti diberitakan dalam thestar, Sabtu, (5/1/2012).
"Kami sedang menyelidiki seberapa jauh keterlibatan Lopez dalam serangan yang dilakukan oleh Bae. Tapi dia dipastikan menghadapi tuntutan pidana karena telibat dan menjadi kaki tangan pembunuh," lanjut Cerbo.
Cerbo mengatakan, berdasarkan hasil investigasi awal, Lopez mengaku dia dipaksa Bae untuk melepaskan tembakan pistol kaliber 45. Namun, "jika pernyataan tersebut palsu, maka hukuman yang diterima Lopez akan semakin berat," terang Cerbo.
Polisi masih belum menetapkan motif atas serangan yang menewaskan seorang wanita hamil dan lima orang anak kecil tersebut. Namun, polisi mengatakan dua orang calon pejabat desa yang kalah dalam pemilu tahun 2010 lalu itu berada di bawah pengasuh minuman keras dan metamfetamin.
"Usai mengkonsumsi obat terlarang itu penglihatan kedua orang tersebut mungkin saja mulai melihat setan," terang Derrick Carreon, Juru Bicara Badan Narkotika Filipina.
(esn)