Rusia tolak perbarui perjanjian nuklir dengan AS

Kamis, 11 Oktober 2012 - 15:52 WIB
Rusia tolak perbarui perjanjian nuklir dengan AS
Rusia tolak perbarui perjanjian nuklir dengan AS
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Rusia mengaku tidak akan memperbarui kemitraan 20 tahun dengan AS di bidang perlindungan dan pelucutan senjata nuklir dan kimia yang berasal dari era Uni Soviet. Seperti dikutip dari the New York Times, Kamis (11/20/2012), program ini sendiri akan berakhir pada musim semi 2013.

Keputusan Rusia ini akan mengakhiri program kemitraan dengan AS yang bernilai miliran USD. Sebagian besar dana untuk menjalankan program ini didapat dari para pembayar pajak di AS. Program ini bertujuan untuk menghapus semua senjata nuklir dari bekas negara-negara yang tergabung dalam Republik Uni Soviet, seperti Ukraina, Kazakhstan, dan Belarus.

Program ini juga dimaksudkan untuk mengonaktifkan lebih dari 7.600 hulu ledak nuklir strategis dan menghilangkan timbunan besar rudal nuklir, senjata kimia, peluncur rudal nuklir, dan peralatan lainnya. Meski sikap Rusia ini dinilai banyak pengamat sebagai langkah mundur hubungan kedua negara, namun Rusia menampiknya.

"Pihak AS tahu, bahwa kami tidak ingin ekstensi baru. Sebenarnya, ini bukan berita besar,” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov.

Dalam sebuah pernyataan di situs Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan kalau pemerintahan Presiden Barack Obama telah mengusulkan memperbarui perjanjian tersebut. Tapi, AS juga tentu sudah tahu kondisi Rusia saat ini.

“AS tahu bahwa usulan mereka tidak konsisten dengan ide-ide kami tentang bentuk dan atas dasar apa kerjasama lebih lanjut harus dibangun," kata pernyataan itu. Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan, bahwa Rusia telah meningkatkan alokasi anggaran di bidang perlucutan senjata.

Menurut pejabat-pejabat Rusia, bahwa situasi keuangan negara mereka jauh meningkat dari hari ke hari, sejak runtuhnya Uni Soviet. Hal ini meningkatkan kemungkinan, bahwa Rusia akan bersedia untuk melanjutkan program pelucutan senjata, namun dengan pengawasan dan pembiayaan dari dalam negeri.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6904 seconds (0.1#10.140)