Kelompok bersenjata rusak Masjid Timbuktu di Mali

Selasa, 03 Juli 2012 - 01:51 WIB
Kelompok bersenjata rusak Masjid Timbuktu di Mali
Kelompok bersenjata rusak Masjid Timbuktu di Mali
A A A
Sindonews.com – Militan Islam melakukan penyerangan terhadap masjid terkenal di kota bersejarah Timbuktu, Mali, Afrika Barat. Kelompok militan yang dikenal sebagai Ansar Dine itu mendobrak pintu Masjid Yahia Sidi yang berdiri sejak Abad ke-15.

Akibatnya, pintu Masjid Timbuktu hancur. Saat ini, pintu masjid yang telah hancur itu disegel karena jalur itu menuju pada makam suci Kudus. Beberapa saksi mulai menangis ketika mereka melihat kerusakan di masjid. Bagi sebagian penduduk lokal, mereka percaya bahwa membuka pintu masjid itu akan mendatangkan berita kemalangan.

Kelompok bersenjata itu diklaim terkait dengan Alqaeda. Ansar Dine yang merebut kekuasaan di Mali awal tahun ini telah menghancurkan beberapa tempat suci. Mereka menilai bangunan tersebut bertentangan ajaran Islam.

Juru bicara Ansar Dine Sanda, Ould Bamana mengatakan, sekitar 90 persen gerakan kelompok ini telah selesai. Tujuan aksi brutal tersebut yaitu untuk menghancurkan semua makam yang tidak sejalan dengan hukum Islam. “Syariah tidak mengizinkan bangunan makam lebih tinggi dari 15 cm (6 inci),” ujar Ould Bamana, seperti dilansir dalam BBC, Selasa (3/7/2012).

Timbuktu terkenal di dunia internasional sebagai pusat pembelajaran Islam yang berbasis di tiga masjid besar pada Abad 15 dan 16. Timbuktu juga dikenal sebagai "Kota 333 orang Kudus", sebutan itu berasal dari tradisi sufi Islam.

Sementara itu, Jaksa Kepala Mahkamah Pidana Internasional, Fatou Bensouda, mengutuk penghancuran Masjid Timbuktu. Bahkan dia menyebut tindakan itu sebagai "kejahatan perang".

Lembaga pemerhati kebudayaan (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO) dan Pemerintah Mali telah meminta Ansar Dine untuk menghentikan kampanye mereka. UNESCO telah menyatakan keprihatinan terhadap penyelundupan artefak berharga dan manuskrip ke luar wilayah Mali. Selain itu, UNESCO juga mendesak negara-negara tetangga untuk mencegah kebrutalan disana yang disebabkan ulah Ansar Dine.

Sedangkan 55 negara yang tergabung dalam Konferensi Islam mengatakan, Ansar Dine seharusnya tidak diperbolehkan menghancurkan warisan Islam di Mali. Apalagi membahayakan masyarakat dengan elemen ekstrimis fanatik. Situs Sidi Yahia adalah salah satu dari tiga masjid besar Timbuktu.

Keyakinan Salafi Ansar Dine tidak menghormati kehadiran orang Kudus. Kelompok ini menguasai Timbuktu pada April lalu.

Kelompok Ansar Dine awalnya bekerja sama dengan pemberontak sekuler etnis bernama Tuareg yang menuntut kemerdekaan bagi wilayah gurun utara Mali. Namun, belum lama ini kelompok tersebut bentrok. Sehingga sekarang kekuatan Islam di Mali terpecah dalam tiga bagian, yaitu Timbuktu, Gao, dan Kidal.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5151 seconds (0.1#10.140)