Rusia optimis konferensi internasional damaikan Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Luar Negeri Rusia optimis bila konferensi internasional di Suriah akan berujung pada perdamaian. Konferensi itu akan berlangsung di Jenewa, Swiss.
"Tidak ada alternatif penyelesaian lain, selain politik damai di Suriah," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip RIA Novosti, Sabtu (30/6/2012).
Pemerintah Rusia berharap konferensi internasional itu dapat mempertimbangkan semua mekanisme yang layak untuk mengatasi gencatan senjata di Timur Tengah, terutama Suriah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebaiknya memfasilitasi dialog politik nasional di Suriah antara pemerintah dan semua kelompok oposisi.
Lavrov menegaskan, pemerintah Suriah harus siap untuk menarik pasukan bersenjatanya dari beberapa kota di negara itu secara paralel.
Pemerintah Rusia berharap Konferensi internasional dapat melibatkan semua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, tetangga Suriah (Irak, Turki, Yordania, dan Libanon), serta pemain kunci di kawasan ini (Arab Saudi, Qatar, dan Iran), bersama dengan organisasi internasional (Liga Arab dan Uni Eropa).
Menurut perkiraan PBB, sekitar 10.000 orang tewas di Suriah sejak awal gerakan pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad mencuat pada Maret 2011.
Sedangkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang berbasis Lodon dengan jaringan aktivis di Suriah melaporkan, konflik di Suriah setidaknya menewaskan 12.000 korban, termasuk warga sipil.
"Tidak ada alternatif penyelesaian lain, selain politik damai di Suriah," ujar Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, seperti dikutip RIA Novosti, Sabtu (30/6/2012).
Pemerintah Rusia berharap konferensi internasional itu dapat mempertimbangkan semua mekanisme yang layak untuk mengatasi gencatan senjata di Timur Tengah, terutama Suriah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebaiknya memfasilitasi dialog politik nasional di Suriah antara pemerintah dan semua kelompok oposisi.
Lavrov menegaskan, pemerintah Suriah harus siap untuk menarik pasukan bersenjatanya dari beberapa kota di negara itu secara paralel.
Pemerintah Rusia berharap Konferensi internasional dapat melibatkan semua anggota tetap Dewan Keamanan PBB, tetangga Suriah (Irak, Turki, Yordania, dan Libanon), serta pemain kunci di kawasan ini (Arab Saudi, Qatar, dan Iran), bersama dengan organisasi internasional (Liga Arab dan Uni Eropa).
Menurut perkiraan PBB, sekitar 10.000 orang tewas di Suriah sejak awal gerakan pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad mencuat pada Maret 2011.
Sedangkan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah organisasi yang berbasis Lodon dengan jaringan aktivis di Suriah melaporkan, konflik di Suriah setidaknya menewaskan 12.000 korban, termasuk warga sipil.
(hyk)