Militer AS rencanakan operasi di Afrika
A
A
A
Sindonews.com - Pemimpin militer Amerika Serikat (AS) merencanakan operasi kecil, tetapi efektif untuk menangani ancaman teroris di seluruh Afrika. Militer AS lebih fokus pada Afrika untuk meningkatkan strategi pertahanan baru Presiden Obama.
Pasukan AS berusaha melindungi sebagian negara dari ancaman keamanan kelompok militan, termasuk Al-Qaeda di Maghreb Islam, Al-Shabab di Somalia, dan Boko Haram di Nigeria.
“Operasi ini bersifat rahasia. Bahkan misinya tidak diketahui,” kata komandan pasukan AS di Afrika, General Carter Ham, seperti dilansir dari VOA, Jumat (29/6/2012).
Menurut Ham, pasukan AS memang sedang mengumpulkan informasi di seluruh Afrika. Operasi ini dilakukan atas sepengetahun duta besar dan persetujuan kedua negara yang terlibat.
Saat ini, sebuah pesawat angkut militer AS bernama Onboard yang siap tinggal landas dari bandara di Ouagadougou, Ibu Kota Burkina Faso. Pesawat itu berisi pasukan Burkinabe asal AS dalam misi pelatihan ke Mali. Bandara itu adalah pusat operasi dan jaringan pengintai AS yang disiapkan ke sebagian besar wilayah Afrika.
Sekitar 100 Operasi Khusus AS telah dilakukan di Uganda selama berbulan-bulan. Operasi itu mendukung pasukan dari negara yang melawan Lord’s Resistance Army. Bahkan operasi tersebut membantu mereka memburu sang pemimpin kelompok yang bernama Joseph Kony.
Ham mengatakan, pasukan AS yang ada di Afrika hanya sementara, belum ada rencana untuk membentuk pertahanan permanen baru disini. "Kami tidak sedang mencari kawasan baru untuk mempertahankan kehadiran AS di benua Afrika, selain Djibouti," tambah dia.
Camp Lemonnier di Djibouti adalah satu-satunya basis permanen AS di Afrika. Tempat itu digunakan untuk memerangi ancaman di perbatasan Somalia, menyeberangi Laut Merah di Yaman, dan bagian lain dari Timur Tengah.
Kepala Komando militer Afrika mengatakan, pasukan AS sedang melakukan misi pengintaian di Benua Afrika. Namun, pusat pemerintahan AS di Washington berencana untuk memperpanjang kehadirannya di Afrika.
Pasukan AS berusaha melindungi sebagian negara dari ancaman keamanan kelompok militan, termasuk Al-Qaeda di Maghreb Islam, Al-Shabab di Somalia, dan Boko Haram di Nigeria.
“Operasi ini bersifat rahasia. Bahkan misinya tidak diketahui,” kata komandan pasukan AS di Afrika, General Carter Ham, seperti dilansir dari VOA, Jumat (29/6/2012).
Menurut Ham, pasukan AS memang sedang mengumpulkan informasi di seluruh Afrika. Operasi ini dilakukan atas sepengetahun duta besar dan persetujuan kedua negara yang terlibat.
Saat ini, sebuah pesawat angkut militer AS bernama Onboard yang siap tinggal landas dari bandara di Ouagadougou, Ibu Kota Burkina Faso. Pesawat itu berisi pasukan Burkinabe asal AS dalam misi pelatihan ke Mali. Bandara itu adalah pusat operasi dan jaringan pengintai AS yang disiapkan ke sebagian besar wilayah Afrika.
Sekitar 100 Operasi Khusus AS telah dilakukan di Uganda selama berbulan-bulan. Operasi itu mendukung pasukan dari negara yang melawan Lord’s Resistance Army. Bahkan operasi tersebut membantu mereka memburu sang pemimpin kelompok yang bernama Joseph Kony.
Ham mengatakan, pasukan AS yang ada di Afrika hanya sementara, belum ada rencana untuk membentuk pertahanan permanen baru disini. "Kami tidak sedang mencari kawasan baru untuk mempertahankan kehadiran AS di benua Afrika, selain Djibouti," tambah dia.
Camp Lemonnier di Djibouti adalah satu-satunya basis permanen AS di Afrika. Tempat itu digunakan untuk memerangi ancaman di perbatasan Somalia, menyeberangi Laut Merah di Yaman, dan bagian lain dari Timur Tengah.
Kepala Komando militer Afrika mengatakan, pasukan AS sedang melakukan misi pengintaian di Benua Afrika. Namun, pusat pemerintahan AS di Washington berencana untuk memperpanjang kehadirannya di Afrika.
(hyk)