Georgia tak sepakat dengan Rusia hadapi Suriah
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Luar Negeri Georgia Grigol Vashadze mengungkapkan rasa prihatinnya atas kekerasan yang terjadi di Suriah. Pemerintah Georgia mengambil sikap bertolak belakang dengan pemerintah Rusia dalam menghadapi konflik yang terjadi Suriah.
Vashadze mengatakan, kekerasan di Suriah tidak dapat ditoleransi, karena banyak perempuan yang tewas terbunuh, begitu pula anak-anak. Kasus Suriah ini harus segera di selesaikan.
"Georgia tidak akan mengikuti sikap pemerintah Rusia dalam menyelesaikan kasus Suriah," tegas Vashadze, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (29/6/2012).
Seperti dilansir dari BBC, Rusia dan negara maju lainnya menyatakan mendukung usulan utusan khusus PBB Kofi Annan. Usulan itu membahas pembentukan pemerintahan bersama untuk menuju perubahan politik di Suriah.
Susunan kabinet terdiri atas kelompok oposisi dan pemerintah yang kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Namun, skema ini tidak memasukkan nama Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam usulan pemerintahan bersama itu.
Saat ini, proposal Annan masih menunggu dibahas secara resmi pada Sabtu (30/6/2012) mendatang.
Vashadze mengatakan, kekerasan di Suriah tidak dapat ditoleransi, karena banyak perempuan yang tewas terbunuh, begitu pula anak-anak. Kasus Suriah ini harus segera di selesaikan.
"Georgia tidak akan mengikuti sikap pemerintah Rusia dalam menyelesaikan kasus Suriah," tegas Vashadze, di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Jumat (29/6/2012).
Seperti dilansir dari BBC, Rusia dan negara maju lainnya menyatakan mendukung usulan utusan khusus PBB Kofi Annan. Usulan itu membahas pembentukan pemerintahan bersama untuk menuju perubahan politik di Suriah.
Susunan kabinet terdiri atas kelompok oposisi dan pemerintah yang kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Namun, skema ini tidak memasukkan nama Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam usulan pemerintahan bersama itu.
Saat ini, proposal Annan masih menunggu dibahas secara resmi pada Sabtu (30/6/2012) mendatang.
(hyk)