Menlu Indonesia lepas 15 tim pengamat ke Filipina Selatan
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia melepas 15 orang Tim Pengamat Indonesia untuk bergabung dalam International Monitoring Team (IMT) di Filipina Selatan. Terdiri dari 10 orang anggota TNI dan lima warga sipil.
“Pemantauan akan berlangsung selama setahun, rencananya tim ini melakukan evaluasi setelah enam bulan menjalankan misi pemantauan,” ungkap Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Rabu (27/6/2012).
Pengiriman Tim Pengamat ini merupakan wujud nyata komitmen Indonesia untuk terus memajukan dan mempererat hubungan Indonesia dengan Filipina. Sejak tahun 1991, Indonesia selalu mendukung upaya proses perdamaian yang diupayakan oleh pemerintah Filipina.
“Pengiriman tim pengamat ini merupakan bukti kontribusi Indonesia untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasakan kemerdekaan , perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kontribusi ini diharapkan mampu menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai kawasan yang kondusif bagi negara anggotanya untuk terus maju dan berkembang,” imbuh dia.
Misi tim pengamat ini dilandasi beberapa pertimbangan penting sejalan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
“Indonesia juga senantiasa mendorong agar proses perdamaian dual track untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Filipina Selatan, yakni antara pemerintah Filipina dengan MILF (Moro Islamic Liberation Front) dan Pemerintah Filipina dengan MNLF (Moro National Liberal Front),” ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Filipina, Beniqno Aguino pada Maret 2011 dalam kujungan ke Jakarta, secara resmi meminta pemerintah Indonesia untuk mengirimkan tim guna memantau situasi yang terjadi di Filipina.
Pengiriman tim pemantau ini merupakan partisipasi Indonesia yang dilandasi komitmen untuk terus mendorong terciptanya situasi regional yang aman, stabil dan damai.
Kedepan, terciptannya perdamaian di Filipina akan mendukung tujuan bersama dalam mewujudkan pembentukan komunitas Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Selain itu, pengiriman tim pemantau ke Filipina Selatan ini merupakan wujud nyata penyebaran nilai-nilai dialog dan perdamaian di tingkat Internasional. Pengiriman tim pemantau ini memperlihatkan bahwa Indonesia cukup dikenal masyarakat Internasional dalam mengupayakan perdamaian.
Sementara itu, Dirjen Multilateral Indonesia, Hasan Kleib mengatakan, tim ini sebelumnya telah mendapat pelatihan selama dua minggu di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. Selama masa pelatihan, mereka telah diberikan pembekalan yang komperhensif, baik secara fisik maupun mental dengan performa yang baik.
Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamian Indonesia, Kolonel Anastasius Sumadi mengucapkan, pengiriman tim pemantau Indonesia menjadi bukti pengakuan bahwa satgas Indonesia telah dipercaya untuk mengemban misi perdamaian.
“Penugasan tim pemantau ini bukan yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya, tim pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim melalui mekanisme Organisasi Kerjasama Islam pada 1994-2002,” ungkap Kolonel Anastasius Sumadi.
“Pemantauan akan berlangsung selama setahun, rencananya tim ini melakukan evaluasi setelah enam bulan menjalankan misi pemantauan,” ungkap Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Rabu (27/6/2012).
Pengiriman Tim Pengamat ini merupakan wujud nyata komitmen Indonesia untuk terus memajukan dan mempererat hubungan Indonesia dengan Filipina. Sejak tahun 1991, Indonesia selalu mendukung upaya proses perdamaian yang diupayakan oleh pemerintah Filipina.
“Pengiriman tim pengamat ini merupakan bukti kontribusi Indonesia untuk ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasakan kemerdekaan , perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Kontribusi ini diharapkan mampu menjadikan kawasan regional ASEAN sebagai kawasan yang kondusif bagi negara anggotanya untuk terus maju dan berkembang,” imbuh dia.
Misi tim pengamat ini dilandasi beberapa pertimbangan penting sejalan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
“Indonesia juga senantiasa mendorong agar proses perdamaian dual track untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di Filipina Selatan, yakni antara pemerintah Filipina dengan MILF (Moro Islamic Liberation Front) dan Pemerintah Filipina dengan MNLF (Moro National Liberal Front),” ujar dia.
Sebelumnya, Presiden Filipina, Beniqno Aguino pada Maret 2011 dalam kujungan ke Jakarta, secara resmi meminta pemerintah Indonesia untuk mengirimkan tim guna memantau situasi yang terjadi di Filipina.
Pengiriman tim pemantau ini merupakan partisipasi Indonesia yang dilandasi komitmen untuk terus mendorong terciptanya situasi regional yang aman, stabil dan damai.
Kedepan, terciptannya perdamaian di Filipina akan mendukung tujuan bersama dalam mewujudkan pembentukan komunitas Association of Southeast Asian Nations (ASEAN).
Selain itu, pengiriman tim pemantau ke Filipina Selatan ini merupakan wujud nyata penyebaran nilai-nilai dialog dan perdamaian di tingkat Internasional. Pengiriman tim pemantau ini memperlihatkan bahwa Indonesia cukup dikenal masyarakat Internasional dalam mengupayakan perdamaian.
Sementara itu, Dirjen Multilateral Indonesia, Hasan Kleib mengatakan, tim ini sebelumnya telah mendapat pelatihan selama dua minggu di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. Selama masa pelatihan, mereka telah diberikan pembekalan yang komperhensif, baik secara fisik maupun mental dengan performa yang baik.
Wakil Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamian Indonesia, Kolonel Anastasius Sumadi mengucapkan, pengiriman tim pemantau Indonesia menjadi bukti pengakuan bahwa satgas Indonesia telah dipercaya untuk mengemban misi perdamaian.
“Penugasan tim pemantau ini bukan yang pertama bagi Indonesia. Sebelumnya, tim pemerintah Indonesia telah mengirimkan tim melalui mekanisme Organisasi Kerjasama Islam pada 1994-2002,” ungkap Kolonel Anastasius Sumadi.
()