Ini cara Afghanistan perangi pengebom bunuh diri
A
A
A
Sindonews.com - Pemerintah Afghanistan kini menggunakan pendekatan persuasif menyadarkan tahanan yang berniat melakukan aksi bom bunuh diri. Pendekatan persuasi ini dilakukan dengan cara mendatangkan para ulama.
Pemerintah Afghanistan menyadari aksi kekerasan tidak akan merubah cara pandang mereka, namun pendekatan persuasif dinilai lebih efektif.
Direktorat Keamanan Nasional Afghnistan (NDS) Lutfullah Mashal mengungkapkan pihaknya mengundang seorang laki-laki untuk menjadi guru di tahanan. Ulama tersebut membantu meluruskan cara pandang para pelaku bom bunuh diri.
"Saya bertanya kepada mereka, dan ternyata kebanyakan mereka memiliki persepsi dan cerita yang salah tentang Afghanistan," ujar Mashal seperti diberitakan dalam Therepublic, Selasa (12/6/2012).
"Kini kami menggunakan pendekatan psikologis, menunjukkan kepada mereka tentang film-film kekejaman kelompok Taliban, kami juga mengajak mereka mengikuti salat berjamaah di masjid, berkumpul dengan ribuan jamaah," ungkap Mashal
Di dalam ruang tahanan yang terang beberapa pemuda duduk dengan tenang mendengarkan ulama yang duduk sambil membacakan poin tentang Al-Quran. Ulama tersebut mengatakan bunuh diri dalam Islam adalah sebuah kejahatan.
"Anda tidak akan masuk surga. Bunuh diri dan membunuh orang lain itu dilarang dalam Islam," ungkap sang ulama
Beberapa di antara mereka nampak menggangguk saat mendengarkan ceramah ulama. Namun beberapa lainnya menatap dengan tatapan kosong.
Kebanyakan dari mereka adalah warga Afghanistan yang mengungsi ke Pakistan untuk menghindari kekacauan. Tidak sedikit dari mereka yang mendengar cerita bahwa tanah air mereka dalam bahaya, militer hadir di sana dan banyak perempuan diperkosa.
Abdul Wahab, salah seorang tahanan yang tertangkap bulan lalu mengakui langsung menyambut tawaran menjadi pelaku bom bunuh diri setelah mendengar cerita keadaan di tanah airnya. "Saya telah empat kali gagal meledakan iring-iringan militer asing di Afghanistan," ungkap Wahab.
Berbeda dengan Wahab, Zahedullah (17), seorang pemuda yang berasal dari Provinsi Kunar menuturkan, pejuang Taliban datang ke masjid mengajak sejumlah pemuda melakukan aksi bunuh diri. "Taliban bilang, saya tidak akan dirugikan, orang asing yang jahat akan tewas dan saya akan masuk surga," ungkap Zahedulla.
"Saya kini tahu dan saya tidak mau masuk surga dengan cara seperti itu, saya ingin pulang ke rumah," tambah Zahedullah.
Namun tidak semua tahanan mau menerima ceramah yang disampaikan oleh ulama. Seperti sikap yang diperlihatkan oleh seorang tahanan, Ahmad Zubai (18). Zubai tertangkap basah berencana menyerang pasukan Amerika mengunakan rompi bom bunuh diri di kota Jalalabad.
"Saya ingin meledakkan mereka, mereka telah menodai kitab suci kami. Mereka juga mengambar kartun Nabi Muhammad. Selama mereka masih menginjak tanah kami, maka aksi bom bunuh diri akan terus ada," tegas Zubai.
Aksi bom bunuh diri semakin meningkat sejak tahun 2004 sampai tingkat yang sangat menghawatirkan. Banyak warga sipil dan militer Afghanistan tewas sia-sia akibat bom bunuh diri yang meledak di pinggir jalan. Mengantisipasi peningkatan pelaku bom bunuh diri, sejumlah kantor dan gedung pemerintah diberikan tembok yang tinggi.
Pemerintah Afghanistan cukup kewalahan memerangi pelaku bom bunuh diri ini. Karena ribuan orang secara rutin menyeberangi wilayah perbatasan. Sementara, Pemerintah Afghanistan juga berulang kali mendesak Pemerintah Pakistan untuk bersikap lebih tegas menangani kelompok militan.
Pemerintah Afghanistan menyadari aksi kekerasan tidak akan merubah cara pandang mereka, namun pendekatan persuasif dinilai lebih efektif.
Direktorat Keamanan Nasional Afghnistan (NDS) Lutfullah Mashal mengungkapkan pihaknya mengundang seorang laki-laki untuk menjadi guru di tahanan. Ulama tersebut membantu meluruskan cara pandang para pelaku bom bunuh diri.
"Saya bertanya kepada mereka, dan ternyata kebanyakan mereka memiliki persepsi dan cerita yang salah tentang Afghanistan," ujar Mashal seperti diberitakan dalam Therepublic, Selasa (12/6/2012).
"Kini kami menggunakan pendekatan psikologis, menunjukkan kepada mereka tentang film-film kekejaman kelompok Taliban, kami juga mengajak mereka mengikuti salat berjamaah di masjid, berkumpul dengan ribuan jamaah," ungkap Mashal
Di dalam ruang tahanan yang terang beberapa pemuda duduk dengan tenang mendengarkan ulama yang duduk sambil membacakan poin tentang Al-Quran. Ulama tersebut mengatakan bunuh diri dalam Islam adalah sebuah kejahatan.
"Anda tidak akan masuk surga. Bunuh diri dan membunuh orang lain itu dilarang dalam Islam," ungkap sang ulama
Beberapa di antara mereka nampak menggangguk saat mendengarkan ceramah ulama. Namun beberapa lainnya menatap dengan tatapan kosong.
Kebanyakan dari mereka adalah warga Afghanistan yang mengungsi ke Pakistan untuk menghindari kekacauan. Tidak sedikit dari mereka yang mendengar cerita bahwa tanah air mereka dalam bahaya, militer hadir di sana dan banyak perempuan diperkosa.
Abdul Wahab, salah seorang tahanan yang tertangkap bulan lalu mengakui langsung menyambut tawaran menjadi pelaku bom bunuh diri setelah mendengar cerita keadaan di tanah airnya. "Saya telah empat kali gagal meledakan iring-iringan militer asing di Afghanistan," ungkap Wahab.
Berbeda dengan Wahab, Zahedullah (17), seorang pemuda yang berasal dari Provinsi Kunar menuturkan, pejuang Taliban datang ke masjid mengajak sejumlah pemuda melakukan aksi bunuh diri. "Taliban bilang, saya tidak akan dirugikan, orang asing yang jahat akan tewas dan saya akan masuk surga," ungkap Zahedulla.
"Saya kini tahu dan saya tidak mau masuk surga dengan cara seperti itu, saya ingin pulang ke rumah," tambah Zahedullah.
Namun tidak semua tahanan mau menerima ceramah yang disampaikan oleh ulama. Seperti sikap yang diperlihatkan oleh seorang tahanan, Ahmad Zubai (18). Zubai tertangkap basah berencana menyerang pasukan Amerika mengunakan rompi bom bunuh diri di kota Jalalabad.
"Saya ingin meledakkan mereka, mereka telah menodai kitab suci kami. Mereka juga mengambar kartun Nabi Muhammad. Selama mereka masih menginjak tanah kami, maka aksi bom bunuh diri akan terus ada," tegas Zubai.
Aksi bom bunuh diri semakin meningkat sejak tahun 2004 sampai tingkat yang sangat menghawatirkan. Banyak warga sipil dan militer Afghanistan tewas sia-sia akibat bom bunuh diri yang meledak di pinggir jalan. Mengantisipasi peningkatan pelaku bom bunuh diri, sejumlah kantor dan gedung pemerintah diberikan tembok yang tinggi.
Pemerintah Afghanistan cukup kewalahan memerangi pelaku bom bunuh diri ini. Karena ribuan orang secara rutin menyeberangi wilayah perbatasan. Sementara, Pemerintah Afghanistan juga berulang kali mendesak Pemerintah Pakistan untuk bersikap lebih tegas menangani kelompok militan.
()