Menlu Suriah bantah tentara serang Houla
A
A
A
Sindonews.com – Dewan Keamanan (DK) PBB mendesak Pemerintah Suriah agar menarik pasukan dari pemukiman penduduk dan menghentikan berbagai aksi kekerasan terhadap warga tak berdosa. PBB meminta agar Pemerintah Suriah kembali melanjutkan rencana perdamaian yang telah mereka setujui dengan mantan Sekjen PBB Kofi Annan, utusan perdamaian PBB dan Liga Arab.
Imbauan itu disampaikan DK PBB menyikapi aksi pembantaian yang diduga dilakukan oleh tentara Suriah terhadap ratusan warga sipil di Desa Houla, Provinsi Homs, Suriah bagian barat, Jumat (25/5/2012). PBB berharap agar segera perdamaian di Suriah segera diwujudkan. Pihak DK PBB menegaskan bahwa mereka tetap menghargai kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan keutuhan wilayah Suriah.
Terkait tudingan Ketua Misi Pengamat PBB di Suriah, Robert Mood, yang menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh tentara Suriah, langsung dibantah oleh Menteri Luar Negeri Jihad Makdissi. Ia menegaskankan bahwa tidak ada tank dan artileri di Houla. Makdiss menuding Mood menciptakan sebuah kebohongan besar terhadap Suriah.
Ia menuding kelompok bersenjata yang melakukan pembantaian di Houla. Makdissi mengatakan, ketika ratusan pria bersenjata menyerang Houla pada Jumat (25/5/2012), pasukan pemerintah akhirnya turun menghalau mereka. "Ratusan pria bersenjata melakukan penyerangan dengan menggunakan tank dan roket. Kami kehilangan banyak tentara akibat serangan ini," ungkap Makdissi. ’’Kami telah membentuk sebuah komite khusus untuk melakukan penyelidikan siapa dalang di balik aksi penyerangan ini. Kami akan melaporkan hasil penyelidikan dalam tiga hari ke depan.’’
Sementara itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Alexander Pankin, mengatakan, tidak menutup kemungkinan bahwa aksi penyerangan ini merupakan sebuah tindakan provokasi menjelang kedatangan Annan ke Suriah. Serangan juga sangat mungkin dilakukan oleh unit layanan khusus dari pihak asing. Aksi pembantaian ini bisa jadi merupakan bentuk hasutan untuk menghambat proses perdamaian di Suriah.
Imbauan itu disampaikan DK PBB menyikapi aksi pembantaian yang diduga dilakukan oleh tentara Suriah terhadap ratusan warga sipil di Desa Houla, Provinsi Homs, Suriah bagian barat, Jumat (25/5/2012). PBB berharap agar segera perdamaian di Suriah segera diwujudkan. Pihak DK PBB menegaskan bahwa mereka tetap menghargai kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan keutuhan wilayah Suriah.
Terkait tudingan Ketua Misi Pengamat PBB di Suriah, Robert Mood, yang menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh tentara Suriah, langsung dibantah oleh Menteri Luar Negeri Jihad Makdissi. Ia menegaskankan bahwa tidak ada tank dan artileri di Houla. Makdiss menuding Mood menciptakan sebuah kebohongan besar terhadap Suriah.
Ia menuding kelompok bersenjata yang melakukan pembantaian di Houla. Makdissi mengatakan, ketika ratusan pria bersenjata menyerang Houla pada Jumat (25/5/2012), pasukan pemerintah akhirnya turun menghalau mereka. "Ratusan pria bersenjata melakukan penyerangan dengan menggunakan tank dan roket. Kami kehilangan banyak tentara akibat serangan ini," ungkap Makdissi. ’’Kami telah membentuk sebuah komite khusus untuk melakukan penyelidikan siapa dalang di balik aksi penyerangan ini. Kami akan melaporkan hasil penyelidikan dalam tiga hari ke depan.’’
Sementara itu, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Alexander Pankin, mengatakan, tidak menutup kemungkinan bahwa aksi penyerangan ini merupakan sebuah tindakan provokasi menjelang kedatangan Annan ke Suriah. Serangan juga sangat mungkin dilakukan oleh unit layanan khusus dari pihak asing. Aksi pembantaian ini bisa jadi merupakan bentuk hasutan untuk menghambat proses perdamaian di Suriah.
()