NATO setengah hati tinggalkan Afghanistan
A
A
A
Sindonews.com - Berdasakan hasil jajak pendapat, 60 persen warga Amerika Serikat (AS) frustrasi dan menetang perang berkepanjangan yang dilakukan oleh pasukan NATO. Sedangkan 27 persen dari warga AS mendukung perang. Namun, pemerintah AS tidak akan menarik pasukan dari Afghanistan dengan begitu saja.
Direktur ANSWER anti-war coalition, Brian Becker dalam waktu yang lama meyakini bahwa AS, Jerman dan NATO tidak akan melepaskan Afghanistan. Negara ini, memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan letaknya juga sangat strategis.
"Pasukan NATO, AS saat ini dalam, proses penamaan ulang, mengantisipasi apa yang akan mereka hadapi di tahun mendatang, pasca 2014," ungkap Becker seperti diberitakan dalam RT, Selasa (22/5/2012)
"Penamaan ulang misi NATO di Afghanistan mereka sebut pelatihan pasukan dan pangkalan militer Afghanistan bukan pangkalan militer NATO. Apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap pasukan NATO dan pasukan AS. Sebelumnya, akhir bulan April lalu, Barack Obama melakukan kunjungan dadakan ke Afghanistan. Khusus membicarakan masalah kemitraan. Karzai telah menyepakati penerimaan bantuan keuangan dan militer ke Afghanistan selama 10 tahun pasca tahun 2014,"beber Becker
Becker mengatakan saat ini script yang dibuat oleh AS terhadap Afghanistan berjalan sesuai rencana. Mereka menciptakan pemerintahan yang lemah, sehingga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pendudukan asing.
Tujuan yang sebenarnya dari kependudukan AS di Afghanistan adalah mengamankan pangkalan strategi AS di Asia Selatan. Hal senada dikatakan oleh Rick Rozoff analis politik AS. "Kami melihat sesuatu yang berbeda dari kehadiran pasukan NATO dan AS di Afghanistan," ungkap Rozoff
"NATO jelas ingin memperluas kehadiran di seluruh Asia Tengah dengan cara memainkan keberadaan mereka di Afghanistan," ungkap Rozoff.
"Kondisi di lapangan jelas, Pemerintah Afghanistan belum bisa melindungi negara mereka dari serangan kelompok Alqaeda pada akhir April lalu," tandas Razoff.
Direktur ANSWER anti-war coalition, Brian Becker dalam waktu yang lama meyakini bahwa AS, Jerman dan NATO tidak akan melepaskan Afghanistan. Negara ini, memiliki sumber daya alam yang melimpah, dan letaknya juga sangat strategis.
"Pasukan NATO, AS saat ini dalam, proses penamaan ulang, mengantisipasi apa yang akan mereka hadapi di tahun mendatang, pasca 2014," ungkap Becker seperti diberitakan dalam RT, Selasa (22/5/2012)
"Penamaan ulang misi NATO di Afghanistan mereka sebut pelatihan pasukan dan pangkalan militer Afghanistan bukan pangkalan militer NATO. Apa pun yang mereka lakukan, mereka tetap pasukan NATO dan pasukan AS. Sebelumnya, akhir bulan April lalu, Barack Obama melakukan kunjungan dadakan ke Afghanistan. Khusus membicarakan masalah kemitraan. Karzai telah menyepakati penerimaan bantuan keuangan dan militer ke Afghanistan selama 10 tahun pasca tahun 2014,"beber Becker
Becker mengatakan saat ini script yang dibuat oleh AS terhadap Afghanistan berjalan sesuai rencana. Mereka menciptakan pemerintahan yang lemah, sehingga memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap pendudukan asing.
Tujuan yang sebenarnya dari kependudukan AS di Afghanistan adalah mengamankan pangkalan strategi AS di Asia Selatan. Hal senada dikatakan oleh Rick Rozoff analis politik AS. "Kami melihat sesuatu yang berbeda dari kehadiran pasukan NATO dan AS di Afghanistan," ungkap Rozoff
"NATO jelas ingin memperluas kehadiran di seluruh Asia Tengah dengan cara memainkan keberadaan mereka di Afghanistan," ungkap Rozoff.
"Kondisi di lapangan jelas, Pemerintah Afghanistan belum bisa melindungi negara mereka dari serangan kelompok Alqaeda pada akhir April lalu," tandas Razoff.
()