China tahan kerabat dan teman-teman Chen
A
A
A
Sindonews.com – Otoritas China mulai menahan kerabat dan teman- teman aktivis tunanetra Chen Guangcheng yang melarikan diri dari tahanan rumah pekan lalu.
Beberapa orang yang dituduh terlibat dalam pelarian Chen telah ditahan atau menghilang dalam beberapa hari terakhir.Aktivis Hu Jia juga diinterogasi pihak berwenang. Saat ini Chen diduga berlindung di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) berulang kali memperingatkan buruknya perlakuan pemerintah China terhadap Chen dan keluarganya. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pekan ini dijadwalkan berkunjung ke China.Kunjungannya tersebut akan dibayangi kasus Chen. Pengamat mengatakan, isu Chen sangat sensitif bagi AS dan China.
Kasus itu pun tidak mudah diselesaikan. Jika Chen berlindung di Kedubes AS, kasusnya akan mengingatkan insiden 1989 saat aktivis terkenal lainnya, Fang Lizhi, melarikan diri ke Kedubes AS di Beijing. Dia berada di Kedubes AS di Beijing selama lebih dari setahun, sementara kedua pihak berupaya menengahi kesepakatan.
Chen merupakan tahanan rumah sejak 2010 setelah empat tahun dipenjara karena dakwaan mengacaukan lalu lintas dan merusak properti. Dia mengungkapkan bagaimana otoritas lokal di Linyi, Provinsi Shandong, memaksa ribuan orang melakukan aborsi atau dimandulkan sebagai bagian kebijakan satu anak.
Teman Chen menuturkan, upaya pelariannya dari tahanan rumah memerlukan waktu berbulan- bulan untuk perencanaan. Pelarian itu berhasil dengan bantuan sejumlah teman dan aktivis. Dia melompati dinding yang dibangun pemerintah mengitari rumahnya.
Dia kemudian dibawa ratusan mil menuju Beijing, tempat dia bersembunyi di sebuah rumah sebelum ke Kedubes AS. Istri dan putrinya yang berusia enam tahun masih dalam tahanan rumah.Namun, beberapa anggota keluarganya ditahan dan lainnya diburu oleh otoritas.
Salah satu teman Chen, He Peirong, yang menulis di mikroblog bahwa dia membawa Chen ke Beijing, diyakini telah ditahan di Kota Nanjing. (wbs)
Beberapa orang yang dituduh terlibat dalam pelarian Chen telah ditahan atau menghilang dalam beberapa hari terakhir.Aktivis Hu Jia juga diinterogasi pihak berwenang. Saat ini Chen diduga berlindung di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) berulang kali memperingatkan buruknya perlakuan pemerintah China terhadap Chen dan keluarganya. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton pekan ini dijadwalkan berkunjung ke China.Kunjungannya tersebut akan dibayangi kasus Chen. Pengamat mengatakan, isu Chen sangat sensitif bagi AS dan China.
Kasus itu pun tidak mudah diselesaikan. Jika Chen berlindung di Kedubes AS, kasusnya akan mengingatkan insiden 1989 saat aktivis terkenal lainnya, Fang Lizhi, melarikan diri ke Kedubes AS di Beijing. Dia berada di Kedubes AS di Beijing selama lebih dari setahun, sementara kedua pihak berupaya menengahi kesepakatan.
Chen merupakan tahanan rumah sejak 2010 setelah empat tahun dipenjara karena dakwaan mengacaukan lalu lintas dan merusak properti. Dia mengungkapkan bagaimana otoritas lokal di Linyi, Provinsi Shandong, memaksa ribuan orang melakukan aborsi atau dimandulkan sebagai bagian kebijakan satu anak.
Teman Chen menuturkan, upaya pelariannya dari tahanan rumah memerlukan waktu berbulan- bulan untuk perencanaan. Pelarian itu berhasil dengan bantuan sejumlah teman dan aktivis. Dia melompati dinding yang dibangun pemerintah mengitari rumahnya.
Dia kemudian dibawa ratusan mil menuju Beijing, tempat dia bersembunyi di sebuah rumah sebelum ke Kedubes AS. Istri dan putrinya yang berusia enam tahun masih dalam tahanan rumah.Namun, beberapa anggota keluarganya ditahan dan lainnya diburu oleh otoritas.
Salah satu teman Chen, He Peirong, yang menulis di mikroblog bahwa dia membawa Chen ke Beijing, diyakini telah ditahan di Kota Nanjing. (wbs)
()