Sarkozy kalah tipis di putaran pertama
A
A
A
Sindonews.com - Kandidat Presiden Prancis dari Partai Konservatif, Nicolas Sarkozy, kalah tipis melawan saingan utamanya, Francois Hollande dari Partai Sosialis.
Seperti diberitakan dalam Ria Novosti, Senin (23/4/2012), Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan, dari total 99,9 persen total suara yang telah dihitung, Hollande unggul dengan suara 28,61 persen suara. Sementara Sarkozy kalah tipis dengan perolehan suara 27,08 persen.
Peringkat ketiga diduduki oleh kelompok sayap kanan, Marine Le Pen dengan 18,05 persen suara. Ia unggul jauh dari kandidat sayap kiri Jean-Luc Melenchon yang hanya mendapatkan 11,12 persen suara. Di peringkat terbawah ada Francois Bayrou dari partai Democratic Movement dengan 9,11 persen suara. Sementara lima orang kandidat lain hanya mendapatkan suara kurang dari dua persen.
Pemilu Presiden Prancis yang diikuti 10 calon berlangsung pada hari Minggu dengan tertib. Sebanyak 80 persen warga Prancis yang memiliki hak suara hadir dalam pemilu tersebut. Jumlah itu tertinggi dalam pemilu Presiden Prancis sejak tahun 1958. Pemilu berlangsung dari pagi hingga pukul 20.00 malam waktu setempat.
Setelah berhasil unggul atas Sarkozy, Hollande mengatakan ia pantas memimpin Prancis. Kekalahan Sarkozy adalah hukuman yang diberikan oleh para pemilih. Keberuntungan tampaknya tidak berpihak pada Sarkozy, dalam sejarah Presiden bisanya terpilih untuk dua kali masa jabatan.
Dalam kampanye menjelang pemilu, Sarkozy mengatakan ia sangat memahami penderitaan yang dialami oleh warga Prancis di tengah perubahan dunia. Ia akan fokus pada masalah ekonomi, sosial dan juga hubungan internasional Prancis.
Masalah upah, pensiun dan pajak, serta pengangguran adalah masalah utama yang menjadi perhatian pemilih, Sarkozy nampaknya gagal mengubah jalan pikiran para pemilih.
Selama pemerintahanya Sarkozy telah mengurangi jumlah angaran Prancis untuk menutupi defisit pendapatan, kenaikan pajak juga telah membuat banyak orang meninggalkan Prancis.
Selama kampanye, Hollande mengeluarkan kritik pedas atas catatan ekonomi Sarkozy. Ia juga berjanji akan menaikan upah minimum buruh, mempekerjakan lebih dari 60.000 orang guru dan menurunkan masa pensiun para pekerja menjadi 60-62 tahun.
Seperti diberitakan dalam Ria Novosti, Senin (23/4/2012), Kementerian Dalam Negeri Prancis mengumumkan, dari total 99,9 persen total suara yang telah dihitung, Hollande unggul dengan suara 28,61 persen suara. Sementara Sarkozy kalah tipis dengan perolehan suara 27,08 persen.
Peringkat ketiga diduduki oleh kelompok sayap kanan, Marine Le Pen dengan 18,05 persen suara. Ia unggul jauh dari kandidat sayap kiri Jean-Luc Melenchon yang hanya mendapatkan 11,12 persen suara. Di peringkat terbawah ada Francois Bayrou dari partai Democratic Movement dengan 9,11 persen suara. Sementara lima orang kandidat lain hanya mendapatkan suara kurang dari dua persen.
Pemilu Presiden Prancis yang diikuti 10 calon berlangsung pada hari Minggu dengan tertib. Sebanyak 80 persen warga Prancis yang memiliki hak suara hadir dalam pemilu tersebut. Jumlah itu tertinggi dalam pemilu Presiden Prancis sejak tahun 1958. Pemilu berlangsung dari pagi hingga pukul 20.00 malam waktu setempat.
Setelah berhasil unggul atas Sarkozy, Hollande mengatakan ia pantas memimpin Prancis. Kekalahan Sarkozy adalah hukuman yang diberikan oleh para pemilih. Keberuntungan tampaknya tidak berpihak pada Sarkozy, dalam sejarah Presiden bisanya terpilih untuk dua kali masa jabatan.
Dalam kampanye menjelang pemilu, Sarkozy mengatakan ia sangat memahami penderitaan yang dialami oleh warga Prancis di tengah perubahan dunia. Ia akan fokus pada masalah ekonomi, sosial dan juga hubungan internasional Prancis.
Masalah upah, pensiun dan pajak, serta pengangguran adalah masalah utama yang menjadi perhatian pemilih, Sarkozy nampaknya gagal mengubah jalan pikiran para pemilih.
Selama pemerintahanya Sarkozy telah mengurangi jumlah angaran Prancis untuk menutupi defisit pendapatan, kenaikan pajak juga telah membuat banyak orang meninggalkan Prancis.
Selama kampanye, Hollande mengeluarkan kritik pedas atas catatan ekonomi Sarkozy. Ia juga berjanji akan menaikan upah minimum buruh, mempekerjakan lebih dari 60.000 orang guru dan menurunkan masa pensiun para pekerja menjadi 60-62 tahun.
()