ECOWAS ultimatum pemimpin kudeta Mali

Jum'at, 30 Maret 2012 - 19:33 WIB
ECOWAS ultimatum pemimpin...
ECOWAS ultimatum pemimpin kudeta Mali
A A A
Sindonews.com - The Economic Community Of West African States (ECOWAS) memberikan batas waktu hingga 72 jam kepada pemimpin kudeta Mali untuk melepaskan kekuasaan atau mendapatkan sanksi.

Setelah melakukan pertemuan di Pantai Gading, sejumlah negara ECOWAS memutuskan akan menutup perbatasan dan juga membekukan sejumlah aset pemerintah Mali. Mereka juga siap menempatkan pasukan perdamaian di Mali.

Ketua ECOWAS yang juga Presiden Pantai Gading, Alassane Ouattara mengatakan bahwa jika keputusan ini tidak dipenuhi sampai batas waktu yang telah ditentukan, maka 15 negara anggota ECOWAS akan menolak akses masuk ke bandara internasional masing-masing dan menutup akses bank komersil Mali dengan sejumlah negara di kawasan Afrika Barat yang berbasis di Senegal.

Mali merupakan salah satu dari delapan negara Afrika Barat yang mengunakan mata uang bersama Franc CFA. Isolasi keuangan Mali dinilai sangat efektif untuk menjatuhkan kepemimpinan hasil kudeta Kamis pekan lalu. Ultimatum ini akan mengisolasi Mali dari darat dan juga transaksi perdagangan.

Atas ancaman tersebut, rakyat Mali mulai panik, antrian panjang di sejumlah bank di ibu kota Mali terlihat beberapa jam setelah ECOWAS mengultimatum pemerintah sementara Mali.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada respon dari pemimpin kudeta, Kapten Amadou Sanogo, kabarnya ia sangat marah dengan tindakan ECOWAS. Beberapa orang rakyat Mali menilai bahwa ECOWAS terlalu keras menekan Sanogo.

Kabarnya banyak warga yang simpati dengan kudeta militer ini. Mereka kecewa dengan pelaksanaan sistem demokrasi Mali yang dikotori oleh korupsi.

Toure digulingkan Kamis pekan lalu oleh kelompok militer yang tidak setia terhadap pemerintah Mali. Kudeta ini dipimpin oleh tentara yang tidak puas dengan cara Toure dalam menangani kelompok pemberontakan etnis Tuareg di utara Mali. Mereka mengatakan bahwa kudeta bertujuan agar pemerintah segera bertinddak untuk menyelesaikan pemberontakan etnis Tuareg di utara Mali. (bro)

()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0434 seconds (0.1#10.140)