Pidato Aung San Suu Kyi dibocorkan

Kamis, 15 Maret 2012 - 10:44 WIB
Pidato Aung San Suu...
Pidato Aung San Suu Kyi dibocorkan
A A A
Sindonews.com - Pidato kampanye pemimpin oposisi Burma, Aung San Suu Kyi yang berbau reformasi politik dan hukum dibocorkan sehari sebelum dibacakan. Akibatnya, masyarakat bisa dengan mudah mengakses preview pidato Suu Kyi lewat internet, termasuk YouTube dan Facebook.

Padahal, rencananya pidato itu akan disiarkan lewat media massa. Namun kontrol Pemerintah Myanmar begitu kuat. Dalam pidatonya, Suu Kyi menyerukan pencabutan hukum yang bersifat represif dan melindungi perubahan konstitusional serta melindungi hak-hak rakyat dalam negara yang demokratis.

Selain itu, Suu Kyi juga meminta agar media diberikan kebebasan dan proses peradilan yang kuat. Dalam rekaman video yang telah dibocorkan tersebut, Suu Kyi duduk di belakang meja dengan bendera Partai National League for Democracy (NLD) di belakangnya. Dia menjelaskan sedikit tentang garis besar perjuangan partai.

"Semua hukum yang bersifat represif harus dicabut, karena hukum diciptakan untuk melindungi rakyat," tutur Suu Kyi Seperti dikutip dalam BBC.co.uk, Kamis (15/3/2012).

Sejumlah media mengatakan, apa yang dikatakan Suu Kyi dalam pidatonya tidak keras. Beberapa bagian dari naskah asli yang membahas tentang pemerintah terkena sensor, namun bagian dari kritik keras Suu Kyi terkait sistem politik Burma yang baru tidak disensor.

Dalam pidato itu, Suu Kyi mengutip ketentuan undang-undang tahun 2008 yang memberikan seperempat kursi kepada militer dalam sebuah pemerintahan sipil. Hal itu menunjukkan bahwa kursi parlemen saat ini diduduki oleh orang-orang yang terpilih tanpa proses pemilu, merupakan cerminan ketidakdemokratisan.

Seperti diketahui, untuk pertama kalinya dalam rezim Pemerintahan Myanmar, semua partai politik diperkenankan untuk mengunakan media pemerintah. Seperti TV dan radio, untuk menyampaikan pesan politiknya selama 15 menit.

Pada 1 April 2012, Pemerintah Myanmar akan mengadakan pemilu. Sebuah momen pengujian bagi pemerintah Burma atas sistem demokrasi yang telah berjalan di Myanmar. Dalam pemilu mendatang, sebanyak 48 kursi akan diperebutkan, namun partai yang dipimpin Suu Kyi hanya akan bertarung untuk 47 kursi setelah seorang calonnya terkena diskualifikasi.

Kalaupun NLD memenangkan semua kursi yang diperebutkan, pemerintah dukungan militer akan tetap menguasai mayoritas parlemen. Peraih Nobel Perdamaian ini telah menjadi tahanan rumah selama 20 tahun, kini dia mencalonkan diri untuk daerah Kawhmu, Rangoon Barat Daya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0557 seconds (0.1#10.140)