Rusia kerahkan aparat amankan pemilu
A
A
A
Sindonews.com - Rusia menggelar pemilu presiden yang diperkirakan akan menempatkan kembali Vladimir Putin ke Kremlin. Polisi Moskow mengerahkan ribuan aparat tambahan di ibu kota untuk mengamankan pemilu. Oposisi mengancam menggelar unjuk rasa yang akan diikuti puluhan ribu orang hari ini.
Para pemilih, mulai dari Vladivostok di Pasifik hingga Kaliningrad di Baltik memberikan suara mereka dalam pemilu yang digelar selama 21 jam. Dalam pemilu kemarin, kemenangan Putin, 59, tampaknya sulit disangkal. Yang ditunggu saat ini bukan hasil akhir pemilu tersebut karena Putin dipastikan menang dengan mudah pada putaran pertama menghadapi empat kandidat lain.
Namun yang dikhawatirkan ialah jika pemilu kali ini memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran yang dapat mengguncang Rusia. “Saya memilih Rusia baru. Semuanya baru dimulai,” tutur Mikhail Prokhorov, pesaing Putin saat memberikan suaranya di wilayah Krasnoyarsk, Siberia, kepada AFP.
Prokhorov merupakan pengusaha logam yang menjadi politikus. Komisi pemilu menyatakan partisipasi pemilih saat ini lebih besar daripada sebelumnya.
“Saat tempat pemungutan suara baru saja dibuka di Rusia, partisipasi pemilih telah melampaui 12% persen. Tingkat partisipasi di Timur Jauh juga lebih tinggi daripada pemilu parlemen Desember silam,” ungkap komisi pemilu Rusia.
Sejumlah pemilih menganggap Putin sebagai pria penyelamat Rusia dari kemerosotan menuju anarki dan kemiskinan setelah kekacauan 1990-an di era Boris Yeltsin.
“Saya tahu Putin dari aksi-aksi praktis, tidak kata-kata,” ujar pensiunan Zinaida Bykova kepada AFP di Vladivostok.
Namun beberapa pihak menganggap Putin tidak banyak melakukan perubahan. “Kita hidup di bawah Putin bertahun- tahun dan tidak ada perubahan dalam negara,” kata Yulia, 45, yang memberikan suara untuk Prokhorov di Moskow. Di tengah sengitnya persaingan, kelompok pemuda pro-Putin, Nashi, menggelar unjuk rasa di luar dinding Kremlin pada Minggu malam 4 Maret 2012.
Diperkirakan,ada 20.000 orang yang berkumpul di sana. Unjuk rasa tersebut diikuti dengan demonstrasi oposisi pada Senin (5/3/2012) yang diikuti sedikitnya 30.000 orang di Lapangan Pushkin. Unjuk rasa itu tidak diperbolehkan otoritas tapi polisi memperingatkan bahwa pengunjuk rasa melanggar aturan.
“Kami akan merespons berbagai provokasi itu dengan kekuatan penuh yang diizinkan oleh hukum,” kata Kepala Kepolisian Moskow Vladimir Kolokoltsev yang mengerahkan 6.300 aparat tambahan dari penjuru Rusia menuju Moskow. Putin pernah menjabat presiden dua periode, pada 2000 hingga 2008,kemudian menyerahkan Kremlin pada Dmitry Medvedev dan dia menjadi Perdana Menteri (PM).
Berdasarkan perubahan konstitusi, mandat presiden selanjutnya selama enam tahun. Beberapa pengamat mendesak Putin untuk melakukan perubahan sosial.
“Ada kemungkinan berbagai hal memburuk selama enam tahun ke depan di Rusia,” tutur pernyataan pengamat dari London Chatham House. Stabilitas ekonomi di Rusia telah menciptakan pertumbuhan kelas menengah sangat banyak.
Di sisi lain, ledakan pengguna internet di negara itu membuka akses yang lebar bagi publik mengkritik kalangan elite. Meski ada prediksi yang mengkhawatirkan bagi masa depan Putin, jajak pendapat menunjukkan bahwa Putin akan menang pemilu putaran pertama dengan 60 persen suara, jauh meninggalkan pesaingnya dari Partai Komunis, Gennady Zyuganov, yang hanya mendapat 15 persen suara.
Prokhorov dan Vladimir Zhirinovsky akan bersaing memperebutkan posisi ketiga. Sementara, mantan ketua majelis tinggi Sergei Mironov berada di urutan terakhir. Otoritas memasang 182.000 kamera di 90.000 tempat pemungutan suara. Ratusan ribu kamera itu bisa diakses langsung melalui jaringan internet selama proses pemilu. Ini merupakan upaya pertama kali untuk menunjukkan transparansi dan mencegah tuduhan kecurangan pemilu.(azh)
Para pemilih, mulai dari Vladivostok di Pasifik hingga Kaliningrad di Baltik memberikan suara mereka dalam pemilu yang digelar selama 21 jam. Dalam pemilu kemarin, kemenangan Putin, 59, tampaknya sulit disangkal. Yang ditunggu saat ini bukan hasil akhir pemilu tersebut karena Putin dipastikan menang dengan mudah pada putaran pertama menghadapi empat kandidat lain.
Namun yang dikhawatirkan ialah jika pemilu kali ini memicu gelombang unjuk rasa besar-besaran yang dapat mengguncang Rusia. “Saya memilih Rusia baru. Semuanya baru dimulai,” tutur Mikhail Prokhorov, pesaing Putin saat memberikan suaranya di wilayah Krasnoyarsk, Siberia, kepada AFP.
Prokhorov merupakan pengusaha logam yang menjadi politikus. Komisi pemilu menyatakan partisipasi pemilih saat ini lebih besar daripada sebelumnya.
“Saat tempat pemungutan suara baru saja dibuka di Rusia, partisipasi pemilih telah melampaui 12% persen. Tingkat partisipasi di Timur Jauh juga lebih tinggi daripada pemilu parlemen Desember silam,” ungkap komisi pemilu Rusia.
Sejumlah pemilih menganggap Putin sebagai pria penyelamat Rusia dari kemerosotan menuju anarki dan kemiskinan setelah kekacauan 1990-an di era Boris Yeltsin.
“Saya tahu Putin dari aksi-aksi praktis, tidak kata-kata,” ujar pensiunan Zinaida Bykova kepada AFP di Vladivostok.
Namun beberapa pihak menganggap Putin tidak banyak melakukan perubahan. “Kita hidup di bawah Putin bertahun- tahun dan tidak ada perubahan dalam negara,” kata Yulia, 45, yang memberikan suara untuk Prokhorov di Moskow. Di tengah sengitnya persaingan, kelompok pemuda pro-Putin, Nashi, menggelar unjuk rasa di luar dinding Kremlin pada Minggu malam 4 Maret 2012.
Diperkirakan,ada 20.000 orang yang berkumpul di sana. Unjuk rasa tersebut diikuti dengan demonstrasi oposisi pada Senin (5/3/2012) yang diikuti sedikitnya 30.000 orang di Lapangan Pushkin. Unjuk rasa itu tidak diperbolehkan otoritas tapi polisi memperingatkan bahwa pengunjuk rasa melanggar aturan.
“Kami akan merespons berbagai provokasi itu dengan kekuatan penuh yang diizinkan oleh hukum,” kata Kepala Kepolisian Moskow Vladimir Kolokoltsev yang mengerahkan 6.300 aparat tambahan dari penjuru Rusia menuju Moskow. Putin pernah menjabat presiden dua periode, pada 2000 hingga 2008,kemudian menyerahkan Kremlin pada Dmitry Medvedev dan dia menjadi Perdana Menteri (PM).
Berdasarkan perubahan konstitusi, mandat presiden selanjutnya selama enam tahun. Beberapa pengamat mendesak Putin untuk melakukan perubahan sosial.
“Ada kemungkinan berbagai hal memburuk selama enam tahun ke depan di Rusia,” tutur pernyataan pengamat dari London Chatham House. Stabilitas ekonomi di Rusia telah menciptakan pertumbuhan kelas menengah sangat banyak.
Di sisi lain, ledakan pengguna internet di negara itu membuka akses yang lebar bagi publik mengkritik kalangan elite. Meski ada prediksi yang mengkhawatirkan bagi masa depan Putin, jajak pendapat menunjukkan bahwa Putin akan menang pemilu putaran pertama dengan 60 persen suara, jauh meninggalkan pesaingnya dari Partai Komunis, Gennady Zyuganov, yang hanya mendapat 15 persen suara.
Prokhorov dan Vladimir Zhirinovsky akan bersaing memperebutkan posisi ketiga. Sementara, mantan ketua majelis tinggi Sergei Mironov berada di urutan terakhir. Otoritas memasang 182.000 kamera di 90.000 tempat pemungutan suara. Ratusan ribu kamera itu bisa diakses langsung melalui jaringan internet selama proses pemilu. Ini merupakan upaya pertama kali untuk menunjukkan transparansi dan mencegah tuduhan kecurangan pemilu.(azh)
()