Presiden Israel dikecam menterinya
A
A
A
Sindonews.com - Tindakan Presiden Israel Shimon perez yang berniat menyerang lokasi pengayaan nuklir Iran mendapat kecaman pejabat pemerintahannya sendiri.
Wakil Perdana Menteri (PM) Israel sekaligus Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menentang rencana penyerangan ke Iran tersebut. Barak mengatakan perilaku Presiden Israel yang ingin menyerang Iran serupa saat Israel hendak menentang pengelolaan pembuatan reaktor nuklir Irak di Osirak pada tahun 1981.
Barak menjelaskan, apa yang dilakukannya ini sangat mirip dengan apa yang dilakukan Shimon Perez saat masih menjadi PM tahun 1980-an. Peres dengan tegas menolak rencana Menachem Begin (Presiden Israel saat itu) yang ingin menyerang Irak.
"Dengan segala hormat, kepada seluruh pemegang kekuasaan yang lalu dan yang akan datang, Israel adalah satu-satunya negara yang telah membuat kesepakatan dengan AS. Pada akhirnya yang memiliki tanggung jawab untuk membuat sebuah keputusan adalah pemimpin yang terpilih," ungkap Barak seperti dikutip dalam Hareetz, Jumat (24/2/2012).
Kritik keras yang disampaikan oleh Barak bukanlah sebuah tindakan yang biasa terjadi. Ini adalah kecaman yang paling keras dalam tiga tahun belakangan.
Sejauh ini Barak bersikap hati-hati dalam menjalin hubungan dengan Perez. Hubungan Barak dengan Perez memang sedang merenggang sejak setahun yang lalu.
Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu sangat terkejut dengan pernyataan wakilnya yang muncul di media massa. Perez dan Netanyahu dijadwalkan bertemu hari ini untuk membahas sikap presiden tersebut.
Sebelumnya, dalam pidato resmi Perez mengatakan Israel adalah negara yang berdaulat, dan miliki hak dan kemampuan untuk mempertahankan diri.
"Nuklir Iran tidak hanya mengancam Israel, tetapi seluruh dunia. Namun kita lihat keputusan akhir di meja perundingan nanti," ungkap Perez.(azh)
Wakil Perdana Menteri (PM) Israel sekaligus Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menentang rencana penyerangan ke Iran tersebut. Barak mengatakan perilaku Presiden Israel yang ingin menyerang Iran serupa saat Israel hendak menentang pengelolaan pembuatan reaktor nuklir Irak di Osirak pada tahun 1981.
Barak menjelaskan, apa yang dilakukannya ini sangat mirip dengan apa yang dilakukan Shimon Perez saat masih menjadi PM tahun 1980-an. Peres dengan tegas menolak rencana Menachem Begin (Presiden Israel saat itu) yang ingin menyerang Irak.
"Dengan segala hormat, kepada seluruh pemegang kekuasaan yang lalu dan yang akan datang, Israel adalah satu-satunya negara yang telah membuat kesepakatan dengan AS. Pada akhirnya yang memiliki tanggung jawab untuk membuat sebuah keputusan adalah pemimpin yang terpilih," ungkap Barak seperti dikutip dalam Hareetz, Jumat (24/2/2012).
Kritik keras yang disampaikan oleh Barak bukanlah sebuah tindakan yang biasa terjadi. Ini adalah kecaman yang paling keras dalam tiga tahun belakangan.
Sejauh ini Barak bersikap hati-hati dalam menjalin hubungan dengan Perez. Hubungan Barak dengan Perez memang sedang merenggang sejak setahun yang lalu.
Sementara itu, PM Israel Benjamin Netanyahu sangat terkejut dengan pernyataan wakilnya yang muncul di media massa. Perez dan Netanyahu dijadwalkan bertemu hari ini untuk membahas sikap presiden tersebut.
Sebelumnya, dalam pidato resmi Perez mengatakan Israel adalah negara yang berdaulat, dan miliki hak dan kemampuan untuk mempertahankan diri.
"Nuklir Iran tidak hanya mengancam Israel, tetapi seluruh dunia. Namun kita lihat keputusan akhir di meja perundingan nanti," ungkap Perez.(azh)
()