Data pemilih pemilu di AS berantakan
A
A
A
Sindonews.com - Jelang pemilu Amerika Serikat (AS), sistem pendaftaran pemilih mengalami masalah. Dalam persiapan pemilu kongres dan Presiden AS November mendatang, 1,8 Juta orang yang telah meninggal masih masuk dalam daftar calon pemilih.
Pew Center hari ini merilis sahil studi yang sengaja dipersiapkan jelang pemilu November mendatang. Tercatat Beberapa permasalahan yang menyangkut tidak akuratnya data calon pemilih. Dimana satu dari delapan pemegang hak suara memiliki data yang tidak akurat, sedikitnya 51 pemilih yang berhak mendapatkan hak suara tidak terdaftar sebagai calon pemilih.
"Pendaftaran pemilih merupakan pintu gerbang demokrasi kita, namun sistemnya kuno, sistem yang berbasis kertas sangat menganggu, tidak efisien dan rentan kesalahan," ungkap David Becker, Direktur Inisiatif Pemilu di Pew Center, Rabu (15/2/2012).
Sekira 24 juta data pemilih dinyatakan tidak akurat di AS, angka ini merupakan 13 persen dari total pemilih. 1.8 juta orang meninggal masih terdaftar sebagai pemilih yang sah.
"Sistem ini membuang banyak uang, ganguan ini menyebabkan penurunan kepercayaan pemilih, dan mempertanyakan integritas pemilu di negara kita," ujar Becker.
Sementara itu 27,5 juta orang pemilih terdaftar di lebih dari satu negara bagian. 12 juta orang lainnya dinyatakan tidak memiliki catatan alamat yang sah.
Pew Center menyatakan bahwa hal ini terjadi karena satu dari delapan orang Amerika pindah sepanjang tahun 2008-2010, terutama para pemuda dan tentara AS.
Pew Center bekerjasama dengan badan pemilu nasional AS untuk memastikan tingkat akurasi melalui pengujian silang dengan melacak catatan kendaraan bermotor, hal ini memungkinkan pemilih mendaftarkan diri secara online dan meminimalkan kesalahan manusia.(azh)
Pew Center hari ini merilis sahil studi yang sengaja dipersiapkan jelang pemilu November mendatang. Tercatat Beberapa permasalahan yang menyangkut tidak akuratnya data calon pemilih. Dimana satu dari delapan pemegang hak suara memiliki data yang tidak akurat, sedikitnya 51 pemilih yang berhak mendapatkan hak suara tidak terdaftar sebagai calon pemilih.
"Pendaftaran pemilih merupakan pintu gerbang demokrasi kita, namun sistemnya kuno, sistem yang berbasis kertas sangat menganggu, tidak efisien dan rentan kesalahan," ungkap David Becker, Direktur Inisiatif Pemilu di Pew Center, Rabu (15/2/2012).
Sekira 24 juta data pemilih dinyatakan tidak akurat di AS, angka ini merupakan 13 persen dari total pemilih. 1.8 juta orang meninggal masih terdaftar sebagai pemilih yang sah.
"Sistem ini membuang banyak uang, ganguan ini menyebabkan penurunan kepercayaan pemilih, dan mempertanyakan integritas pemilu di negara kita," ujar Becker.
Sementara itu 27,5 juta orang pemilih terdaftar di lebih dari satu negara bagian. 12 juta orang lainnya dinyatakan tidak memiliki catatan alamat yang sah.
Pew Center menyatakan bahwa hal ini terjadi karena satu dari delapan orang Amerika pindah sepanjang tahun 2008-2010, terutama para pemuda dan tentara AS.
Pew Center bekerjasama dengan badan pemilu nasional AS untuk memastikan tingkat akurasi melalui pengujian silang dengan melacak catatan kendaraan bermotor, hal ini memungkinkan pemilih mendaftarkan diri secara online dan meminimalkan kesalahan manusia.(azh)
()