Helikopter dikerahkan untuk mengirim bantuan

Jum'at, 10 Februari 2012 - 08:23 WIB
Helikopter dikerahkan untuk mengirim bantuan
Helikopter dikerahkan untuk mengirim bantuan
A A A
Sindonews.com - Sejumlah kapal terjebak di Sungai Danube, Beograd, Serbia, kemarin. Akibat cuaca buruk, sejumlah wilayah di Balkan terisolasi.

Helikopter ikut dikerahkan mengangkut makanan dan obat untuk wilayah yang masih diselimuti badai salju yang terus memburuk di berbagai wilayah Eropa akibat dihantam cuaca dingin selama 12 hari.

Cuaca buruk ini dilaporkan telah menyebabkan lebih dari 400 orang tewas di seluruh Eropa. Otoritas Bosnia menyatakan telah mengirim helikopter sipil dan militer untuk dusun terpencil dekat Mostar dan Kalinovic.

Helikopter ini membawa berbagai bantuan seperti tepung dan minyak serta mengangkut mereka yang terkena penyakit ke rumah sakit. Salju yang terus turun di Bosnia menyebabkan kondisi dingin tanpa henti, terutama di selatan dan tenggara di mana suhu turun menjadi minus 20 derajat Celsius.

Tak pelak, ribuan orang pun terus berjuang, termasuk sekitar kota bersejarah Mostar di mana sekitar 15.000 rumah belum memiliki aliran listrik.

Uma Sinanovic, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Bosnia mengatakan daerah sekitar Nevesinje dan Berkovici di selatan merupakan daerah yang paling parah dilanda bencana.

”Listrik telah mati selama dua hari, saluran telepon juga mati di daerah itu,” ungkap Dragan Stark dari layanan sipil perlindungan Serbia-Bosnia seperti dikutip AFP.

”Ini bencana.” Lebih dari 70.000 orang masih terisolasi dari dunia luar di Serbia dan negara Balkan lainnya.

Di selatan Kroasia lebih dari 100 desa terisolasi selama enam hari berturut-turut. Kondisi menyedihkan juga terus terjadi di Bulgaria dengan badai salju berkecamuk di dataran Danube di timur laut yang membuat semua lalu lintas dihentikan sejak Selasa 7 Februari 2012 dan perbatasan utama persimpangan dengan Rumania ditutup karena es.

Ukraina tetap menjadi negara yang paling parah terkena dampak buruk cuaca dingin itu, dengan ratusan mobil terjebak di Semenanjung Krimea dan sedikitnya 131 orang tewas di negara itu. Sementara tiga orang yang kedinginan hingga tewas di Rumania menambah jumlah korban jiwa dari negara itu menjadi 41 orang.

Untuk membantu para gelandangan yang menjadi korban cuaca dingin itu,Bank Sentral Hungaria bersiap membakar uang. Bank itu telah melumerkan uang kertas tak terpakai dan mengubahnya menjadi briket. Cuaca buruk di Eropa itu diperkirakan bakal berlangsung hingga akhir bulan ini sehingga ada kemungkinan meningkatnya jumlah korban jiwa.

”Kami memang yakin ada perubahan pada pertengahan Februari, tapi bukan untuk cuaca yang lebih bersahabat,” papar Leon Brown, pakar meteorologi di The Weather Channel, Inggris, kepada Reuters.

”Februari mungkin menjadi bulan dingin hingga akhir bulan nanti.” Pejabat dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) juga tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa suhu dingin itu akan berlangsung hingga akhir bulan ini.

Menurut Omar Baddour, yang mengoordinasikan program monitoring data iklim WMO, ada peluang sistem tekanan akan mulai mereda pekan ini,tapi cuaca akan tetap seperti itu hingga akhir bulan ini.

Baddour menuturkan, perbedaan tekanan antara Eropa dan Arktik yang dikenal sebagai osiliasi/goyangan negatif Arktik, bagian penyebab cuaca dingin, diperkirakan memakan waktu dua sampai tiga pekan untuk kembali seimbang. Ini artinya tidak akan ada pencairan es lebih awal.

”Situasi saat ini cukup unik dan sedikit mengherankan bagaimana musim dingin ini berkembang,” papar Brown.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4969 seconds (0.1#10.140)