Indonesia serahkan traktat antinuklir
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI, menyerahkan instrumen ratifikasi traktat pelarangan menyeluruh uji coba nuklir, The Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) kepada Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
Penyerahan instrument ratifikasi traktat CTBT ini dilakukan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI kepada Sekjen PBB melalui Under Secretary General for Legal Affair, Patricia O’Brien.
“Indonesia menunjukkan komitmen untuk mewujudkan visi dunia tanpa nuklir,” ungkap Marty menjelaskan dalam siaran persnya, Selasa (7/2/2012).
Penyerahan ini untuk menuntaskan rangkaian proses ratifikasi Indonesia pada Traktat setelah DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang RI tentang pengesahan traktat pelarangan menyeluruh uji coba nuklir 6 Desember 2011. Pengesahan itu selanjutnya ditandatangani oleh Presiden RI 4 Januari 2012 dan diundangkan pada lembaran negara nomor 1 tambahan Lembaran Negara nomor 5269.
“Dengan meratifikasi traktat tersebut semakin membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong negara lain yang belum meratifikasi Traktat CTBT untuk segera meratifikasinya,” ujar Marty.
Dalam kesempatan penyerahan instrumen tersebut, Menlu RI dan Sekjen PBB sepakat untuk dapat memanfaatkan momentum ratifikasi Indonesia guna mendesak negara-negara Annex II lainnya untuk meratifikasi Traktat CTBT. Dengan demikian, visi bersama ke arah dunia bebas senjata nuklir dapat segera dicapai.
Negara-negara pada Annex II yang belum ratifikasi CTBT adalah China, Korea Utara, Mesir, India, Iran, Israel, Pakistan dan Amerika Serikat.
Selain menyerahkan ratifikasi CTBT, Menlu RI juga membahas berbagai permasalahan dan situasi global dewasa ini. Perkembangan politik keamanan di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan perkembangan di Selat Hormuz adalah beberapa isu yang menjadi pembahasan Marty dan O’Brien.
Selain membahas masalah dan situasi global, Menlu RI juga menyampaikan berbagai perkembangan positif di kawasan Asia Tenggara sepanjang tahun 2011.
“Sekjen PBB garis bawahi peran dan kepemimpinan Indonesia dalam mendorong seluruh pekembangan positif di kawasan ASEAN. Kontribusi yang diberikan Indonesia diakui oleh masyarakat internasional termasuk PBB,” tandasnya.(azh)
Penyerahan instrument ratifikasi traktat CTBT ini dilakukan langsung oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) RI kepada Sekjen PBB melalui Under Secretary General for Legal Affair, Patricia O’Brien.
“Indonesia menunjukkan komitmen untuk mewujudkan visi dunia tanpa nuklir,” ungkap Marty menjelaskan dalam siaran persnya, Selasa (7/2/2012).
Penyerahan ini untuk menuntaskan rangkaian proses ratifikasi Indonesia pada Traktat setelah DPR mengesahkan Rancangan Undang-Undang RI tentang pengesahan traktat pelarangan menyeluruh uji coba nuklir 6 Desember 2011. Pengesahan itu selanjutnya ditandatangani oleh Presiden RI 4 Januari 2012 dan diundangkan pada lembaran negara nomor 1 tambahan Lembaran Negara nomor 5269.
“Dengan meratifikasi traktat tersebut semakin membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong negara lain yang belum meratifikasi Traktat CTBT untuk segera meratifikasinya,” ujar Marty.
Dalam kesempatan penyerahan instrumen tersebut, Menlu RI dan Sekjen PBB sepakat untuk dapat memanfaatkan momentum ratifikasi Indonesia guna mendesak negara-negara Annex II lainnya untuk meratifikasi Traktat CTBT. Dengan demikian, visi bersama ke arah dunia bebas senjata nuklir dapat segera dicapai.
Negara-negara pada Annex II yang belum ratifikasi CTBT adalah China, Korea Utara, Mesir, India, Iran, Israel, Pakistan dan Amerika Serikat.
Selain menyerahkan ratifikasi CTBT, Menlu RI juga membahas berbagai permasalahan dan situasi global dewasa ini. Perkembangan politik keamanan di kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan perkembangan di Selat Hormuz adalah beberapa isu yang menjadi pembahasan Marty dan O’Brien.
Selain membahas masalah dan situasi global, Menlu RI juga menyampaikan berbagai perkembangan positif di kawasan Asia Tenggara sepanjang tahun 2011.
“Sekjen PBB garis bawahi peran dan kepemimpinan Indonesia dalam mendorong seluruh pekembangan positif di kawasan ASEAN. Kontribusi yang diberikan Indonesia diakui oleh masyarakat internasional termasuk PBB,” tandasnya.(azh)
()