Banding pentolan Khmer Merah ditolak
A
A
A
Sindonews.com - Kepala penjara Khmer Merah yang menyaksikan pembunuhan 15.000 orang tahanan akan menghabiskan sisa hidupnya di dalam tahanan setelah gugatan bandingnya ditolak.
Kaing Guek Eav, atau yang akrab disapa Duch, pada tahun 2010 dihukum untuk kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia karena perannya sebagai kepala penjara S-21 yang sangat ditakuti oleh para tahanan tahun 1970-an.
Pengadilan Kamboja yang didukung oleh PBB hari ini memutuskan untuk menolak putusan banding yang diajukan hari ini. "Pengadilan tinggi memutuskan untuk menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap Kaing Guek Eav," ungkap Kepala Badan Pengadilan Tinggi Kong Srim.
"Kejahatan yang dilakukan oleh Kaing Guek Eav bukan sebuah kejahatan yang diragukan lagi sebagai salah satu kejahatan terburuk yang tercatat dalam sejarah manusia," ungkap Kong Srim seperti dikutip dalam ABCnews, Jumat (3/2/2012).
Duch, yang dalam persidengan mengunakan kemeja putih dan jaket krem, duduk dengan tenang di kursinya saat putusan sidang dibacakan. Namun terlihat, Duch mengerutkan bibir pertanda menahan emosi.
Ratusan orang Kamboja tewas, biksu yang berjubah oranye dan orangtua yang selamat dari rezim yang brutal 1975-1979 hadir di pengadilan untuk menjadi saksi mata atas sebuah kesimpulan sejarah dalam pembacaan tuntutan pertama pengadilan Khmer Merah.
Aksi kekejaman kelompok Khmer Merah dipimpin oleh Pol Pot, dia tewas pada tahun 1998. Dia ada pihak yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kematian 2 juta orang, akibat kematian, kerja paksa, dan eksekusi.
Penjara S-21, juga dikenal sebagai penjara Tuol Sleng. Penjara ini menjadi basis utama aparat keamanan Khmer Merah. Di sana ribuan narapidana diambil untuk dieksekusi. Para napi dieksekusi di sebuah kebun yang dikenal dengan sebutan "ladang pembantaian".
Kaing Guek Eav, atau yang akrab disapa Duch, pada tahun 2010 dihukum untuk kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia karena perannya sebagai kepala penjara S-21 yang sangat ditakuti oleh para tahanan tahun 1970-an.
Pengadilan Kamboja yang didukung oleh PBB hari ini memutuskan untuk menolak putusan banding yang diajukan hari ini. "Pengadilan tinggi memutuskan untuk menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup terhadap Kaing Guek Eav," ungkap Kepala Badan Pengadilan Tinggi Kong Srim.
"Kejahatan yang dilakukan oleh Kaing Guek Eav bukan sebuah kejahatan yang diragukan lagi sebagai salah satu kejahatan terburuk yang tercatat dalam sejarah manusia," ungkap Kong Srim seperti dikutip dalam ABCnews, Jumat (3/2/2012).
Duch, yang dalam persidengan mengunakan kemeja putih dan jaket krem, duduk dengan tenang di kursinya saat putusan sidang dibacakan. Namun terlihat, Duch mengerutkan bibir pertanda menahan emosi.
Ratusan orang Kamboja tewas, biksu yang berjubah oranye dan orangtua yang selamat dari rezim yang brutal 1975-1979 hadir di pengadilan untuk menjadi saksi mata atas sebuah kesimpulan sejarah dalam pembacaan tuntutan pertama pengadilan Khmer Merah.
Aksi kekejaman kelompok Khmer Merah dipimpin oleh Pol Pot, dia tewas pada tahun 1998. Dia ada pihak yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kematian 2 juta orang, akibat kematian, kerja paksa, dan eksekusi.
Penjara S-21, juga dikenal sebagai penjara Tuol Sleng. Penjara ini menjadi basis utama aparat keamanan Khmer Merah. Di sana ribuan narapidana diambil untuk dieksekusi. Para napi dieksekusi di sebuah kebun yang dikenal dengan sebutan "ladang pembantaian".
()