Korea Utara dilanda kelaparan
A
A
A
Sindonews.com - Hari ini sebuah iring-iriangan truk pembawa beras memasuki Korea Utara (Korut). Iring-iringan truk pembawa beras ini didatangkan dari Beijing.
Seperti dikabarkan dalam harian Jepang Senin kemarin, 30 Januari 2012, para pemimpin China telah menyetujui untuk memberikan bantuan ini setelah mengelar pertemuan pada tanggal 20 Desember sehari setelah Korut mengumumkan kematian Kim Jong Il.
Pemerintah China menggelar sebuah pertemuan yang dihadiri para pemimpin senior China dan dipimpin oleh Presiden Hu Jintao. Pemberian bantuan ini sebagai sebuah pertanda bahwa China mendukung rezim baru Korut yang dipimpin Kim Jong Un.
Seorang aktivis hak asasi manusia untuk korban penculikan dan pengungsi Korut, Do Hee-Yoon mengatakan, sejak 9 Januari 2012, rakyat Korut tengah dilanda kelaparan.
"Truk-truk yang mengangkut karung beras melintasi perbatasan menuju utara menyebar ke beberapa tempat termasuk Tumen, Dandong, dan Jian," ungkap Do seperti dikutip AFP Selasa (31/1/2012)
Pengiriman bantuan kepada Korut terjadi setelah 10 hari perayaan tahun baru China berlangsung pada 23 Januari 2012. "Pengiriman bantuan beras ini akan selesai dalam jangka awaktu yang singkat," tegas Do.
Pada hari Senin kemarin, Kementerian Luar Negeri China mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusian kepada tetangganya yang miskin.
Pemerintah China sendiri telah memutuskan untuk memberikan bantuan sebanyak 500.000 ton makanan dan 250.000 ton minyak mentah.
Sebelumnya, pada tahun 1990-an Korut pernah mengalami bencanan kelaparan dimana ratusan ribu orang meninggal. PBB melaporkan tiga juta orang di Korut membutuhkan bantuan pangan dan banyak anak kecil yang menderita gigi buruk.
China bergerak dengan cepat untuk mengatasi kondisi kelaparan di Korut. Tindakan ini merupakan dukungan publik yang diberikan kepada pemimpin muda Korut yang baru.
Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berhenti memberikan bantuan makanan dan pupuk kepada Korut sejak 2008 setelah memburuknya hubungan antara Korut dan pemerintah konservatif di Korut.(azh)
Seperti dikabarkan dalam harian Jepang Senin kemarin, 30 Januari 2012, para pemimpin China telah menyetujui untuk memberikan bantuan ini setelah mengelar pertemuan pada tanggal 20 Desember sehari setelah Korut mengumumkan kematian Kim Jong Il.
Pemerintah China menggelar sebuah pertemuan yang dihadiri para pemimpin senior China dan dipimpin oleh Presiden Hu Jintao. Pemberian bantuan ini sebagai sebuah pertanda bahwa China mendukung rezim baru Korut yang dipimpin Kim Jong Un.
Seorang aktivis hak asasi manusia untuk korban penculikan dan pengungsi Korut, Do Hee-Yoon mengatakan, sejak 9 Januari 2012, rakyat Korut tengah dilanda kelaparan.
"Truk-truk yang mengangkut karung beras melintasi perbatasan menuju utara menyebar ke beberapa tempat termasuk Tumen, Dandong, dan Jian," ungkap Do seperti dikutip AFP Selasa (31/1/2012)
Pengiriman bantuan kepada Korut terjadi setelah 10 hari perayaan tahun baru China berlangsung pada 23 Januari 2012. "Pengiriman bantuan beras ini akan selesai dalam jangka awaktu yang singkat," tegas Do.
Pada hari Senin kemarin, Kementerian Luar Negeri China mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusian kepada tetangganya yang miskin.
Pemerintah China sendiri telah memutuskan untuk memberikan bantuan sebanyak 500.000 ton makanan dan 250.000 ton minyak mentah.
Sebelumnya, pada tahun 1990-an Korut pernah mengalami bencanan kelaparan dimana ratusan ribu orang meninggal. PBB melaporkan tiga juta orang di Korut membutuhkan bantuan pangan dan banyak anak kecil yang menderita gigi buruk.
China bergerak dengan cepat untuk mengatasi kondisi kelaparan di Korut. Tindakan ini merupakan dukungan publik yang diberikan kepada pemimpin muda Korut yang baru.
Sementara itu, Pemerintah Korea Selatan (Korsel) berhenti memberikan bantuan makanan dan pupuk kepada Korut sejak 2008 setelah memburuknya hubungan antara Korut dan pemerintah konservatif di Korut.(azh)
()