Kepulangan 14 jemaah haji Indonesia ditunda

Rabu, 25 Januari 2012 - 10:16 WIB
Kepulangan 14 jemaah haji Indonesia ditunda
Kepulangan 14 jemaah haji Indonesia ditunda
A A A

Sindonews.com - Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddahmencatat 14 dari 45 orang jemaah haji yang ditunda kepulangannya ke tanah air masih menjalani perawatan kesehatan di enam rumah sakit berbeda.

Para jemaah tersebut tersebar diRumah Sakit (RS) King Fahd Jeddah tiga orang, RS King Abdullah Makkah dua orang, RS Al Noor Makkah satu orang, RS King Abdul Aziz Zahir Makkah tiga orang, RS King Faisal Makkah tiga orang, dan RS King Fahd Madinah dua orang.

Menurut data kantor Misi Haji Indonesia di Jeddah 23 orang lainya dinyatakan wafat, sementara delapan orang lainnya telah kembali ke tanah air pada Selasa 24 Januari 2012.

Pejabat Fungsi Pensosbud II KJRI Jeddah, Nur Ibrahim mengatakan, KJRI seringkali menghadapi berbagai kendala dalam proses pemulangan pasien. Dimana proses pemulangan jemaah haji yang sakit harus mengikuti prosedur dan mekanisme yang berlaku.

“Mereka yang sakit harus memiliki dua surat keterangan. Keterangan medis dari pihak rumah sakit yang menyatakan mereka sehat dan keterangan medis dari pihak maskapai penerbangan yang menyatakan pasien layak terbang,” ungkap Nur dalam siaran persnya, Rabu (25/1/2012).

Jika pasien dinyatakan layak terbang, lanjut Ari maka maskapai yang bertanggungjawab memulangkan pasien. Seperti maskapai penerbangan Saudi Airlines ataupun Garuda Indonesia harus bertanggungjawab menyediakan kursi tambahan untuk pedamping pasien.

“Selain itu, maskapai harus menyediakan seorang pedamping bagi pasien yang duduk, dan dua orang pendamping bagi pasien berbaring,” kata Nur.

Terkadang pihak rumah sakit telah menyatakan pasien sudah layak keluar rumah sakit, namun pihak penerbangan menyatakan pasien tersebut belum layak terbang. Pihak rumah sakit sendiri akhirnya tetap memaksa agar pasien tersebut segera dikeluarkan.

Padahal Misi Haji Indonesia tidak memiliki tempat perawatan yang memadai dan tenaga khusus yang memiliki keahlian di bidang kesehatan untuk menampung dan merawat pasien tersebut.

Di samping itu kendala lainnya adalah ketersedian kursi. Jika musim liburan tiba, maskapai penerbangan yang memiliki pelayanan direct flight Jeddah-Jakarta berhenti beroperasi. Sementara pasca musim haji, seperti dilakukan Garuda Indonesia sejak pertengahan Desember hingga Januari 2012.

“Ketiadaan kursi bagi pasien membuat kondisi pasien kembali memburuk karena menderita tekanan psikologis. Tekanan ini akibat yang bersangkutan tidak dapat segera dipulangkan ke tanah air,” ujarnya.

KJRI Jeddah menurut Nur membutuhkan waktu, tenaga dan biaya yang cukup besar melakukan pemantauan pasien jamaah haji secara rutin. KBRI Jeddah menghimbau para calon jemaah haji Indonesia untuk menjaga dan mempersiapkan kondisi kesehatan fisik sebelum menunaikan ibadah haji.

“Himbauan ini dikhususkan bagi para jemaah yang berusia lanjut dan mereka yang memiliki riwayat penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, dan bronchitis,” tambahnya.(azh)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4940 seconds (0.1#10.140)