AS luncurkan satelit militer baru
A
A
A
Sindonews.com - Amerika Serikat (AS) meluncurkan sebuah roket peluncur satelit Delta 4 dari Stasiun Angkatan Udara, di Tanjung Canaveral, Florida. Satelit ini meluncur pada pukul 07.34 malam waktu setempat atau sekira pukul 00.38 WIB Jumat dini hari.
Roket Delta 4 meluncur tanpa awak pada Kamis 19 Januari 2012. Delta 4 rencananya akan dijadikan satelit untuk mempercepat akses koneksi komunikasi bagi militer AS.
Satelit dengan panjang 66 meter ini diproduksi oleh Boeing-Lockheed Martin sebuah perusahaan penerbangan nasional AS bekerja sama dengan United Launch Alliance (ULA), perusahaan gabungan yang menyediakan jasa peluncuran bagi pesawat antariksa AS.
Satelit ini merupakan satelit pertama dari 12 satelit yang rencananya akan diluncurkan tahun ini di Tanjung Canaveral.
Delta 4 berada di jajaran satelit papan atas AS. Pembuatannya menghabiskan dana sekira USD464 juta. Nama lain satelit ini adalah Wideband Global SATCOM 4.
Satelit ini sengaja didesain untuk menyampaikan video beresolusi tinggi, gambar, komunikasi dan berbagai data lain yang signifikan lebih cepat dari pesawat pendahulunya.
Satelit ini tidak hanya digunakan bagi pasukan darat dan stasiun perintah, namun juga akan digunakan untuk pelacakan rute aliran data dari berbagai pesawat udara yang tak berawak.
"Peluncuran akan menjadi sebuah sebuah langkah penting yang lain dalam memajukan kemampuan komunikasi bagi AS dan sekutunya di seluruh dunia untuk perjuangan melawan perang," kata Wakil Presiden AS Craig Cooning sesaat sebelum peluncuran satelit.
Satelit seberat 6,5 ton diharapkan dapat mendukung aktivitas mendukung pasukan di Timur Tengah dan Asia Barat Daya. Satelit ini akan bergabung dengan tiga satelit militer lain yang sudah ditempatkan di orbit.(azh)
Roket Delta 4 meluncur tanpa awak pada Kamis 19 Januari 2012. Delta 4 rencananya akan dijadikan satelit untuk mempercepat akses koneksi komunikasi bagi militer AS.
Satelit dengan panjang 66 meter ini diproduksi oleh Boeing-Lockheed Martin sebuah perusahaan penerbangan nasional AS bekerja sama dengan United Launch Alliance (ULA), perusahaan gabungan yang menyediakan jasa peluncuran bagi pesawat antariksa AS.
Satelit ini merupakan satelit pertama dari 12 satelit yang rencananya akan diluncurkan tahun ini di Tanjung Canaveral.
Delta 4 berada di jajaran satelit papan atas AS. Pembuatannya menghabiskan dana sekira USD464 juta. Nama lain satelit ini adalah Wideband Global SATCOM 4.
Satelit ini sengaja didesain untuk menyampaikan video beresolusi tinggi, gambar, komunikasi dan berbagai data lain yang signifikan lebih cepat dari pesawat pendahulunya.
Satelit ini tidak hanya digunakan bagi pasukan darat dan stasiun perintah, namun juga akan digunakan untuk pelacakan rute aliran data dari berbagai pesawat udara yang tak berawak.
"Peluncuran akan menjadi sebuah sebuah langkah penting yang lain dalam memajukan kemampuan komunikasi bagi AS dan sekutunya di seluruh dunia untuk perjuangan melawan perang," kata Wakil Presiden AS Craig Cooning sesaat sebelum peluncuran satelit.
Satelit seberat 6,5 ton diharapkan dapat mendukung aktivitas mendukung pasukan di Timur Tengah dan Asia Barat Daya. Satelit ini akan bergabung dengan tiga satelit militer lain yang sudah ditempatkan di orbit.(azh)
()