El Baradei mundur dari pencalonan presiden Mesir
A
A
A
Sindonews.com - Mantan kepala pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan peraih Nobel Perdamaian Mohammed ElBaradei mengundurkan diri dari pencalonannya sebagai presiden Mesir.
Pengumuman pengunduran dirinya disampaikan pada Sabtu kemarin. ElBaradei mengungkapkan alasan pengunduran dirinya disebabkan karena masih belum ada demokrasi di negeri Piramida itu.
"Hati nurani saya tidak mengizinkan saya untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau posisi resmi lain kecuali ada demokrasi yang sesungguhnya," ujar ElBaradei seperti dikutip AFP, Minggu, (15/1/2012).
Tokoh reformis Mesir itu mengatakan, tidak ada tempat baginya dalam politik Mesir karena simbol rezim lama masih duduk dalam pemerintahan. ElBaradei juga menuding persiapan untuk membentuk konstitusi baru gagal dilaksanakan.
"Tidak ada keputusan yang diambil untuk membersihkan lembaga-lembaga negara, media milik pemerintah dan peradilan dari simbol rezim lama," imbuhnya.
Tudingan ElBaradei bukannya tidak berdasar, pasalnya Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) memilih untuk mempertahankan beberapa tokoh di rezim pemerintahan Husni Mubarak dalam pemerintahan transisi. Sebut saja Jaksa Agung Abdel Meguid Mahmud dan mantan Perdana Menteri Kamal al-Ganzuri yang kini menjabat sebagai PM transisi di negara itu.
Selain itu, ElBaradei juga mengecam tindakan represif yang dilakukan penguasa militer Mesir yang mengadili para aktivis gerakan revolusi. Kecaman ini mencerminkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan SCAF.
SCAF telah berulang kali berjanji untuk menyerahkan kekuasaan penuh pada pemerintah sipil ketika presiden baru terpilih di akhir Juni mendatang, namun sebagian kalangan menilai militer masih akan mempertahankan peran politiknya di masa depan.
Pengunduran diri ElBaradei disesalkan oleh banyak kalangan, karena sebagian warga Mesir menilai ElBaradei adalah sosol ideal untuk membangun Mesir menjadi sebuah negara Demokrasi.
Namun ElBaradei menegaskan, meski tidak lagu mencalonkan diri dalam pemilu presiden dirinya akan terus bekerja sama dengan pemuda Mesir yang menumbangkan rezim Mubarak untuk membantu mereka memainkan peran aktif dalam politik.
Pengumuman pengunduran dirinya disampaikan pada Sabtu kemarin. ElBaradei mengungkapkan alasan pengunduran dirinya disebabkan karena masih belum ada demokrasi di negeri Piramida itu.
"Hati nurani saya tidak mengizinkan saya untuk mencalonkan diri sebagai presiden atau posisi resmi lain kecuali ada demokrasi yang sesungguhnya," ujar ElBaradei seperti dikutip AFP, Minggu, (15/1/2012).
Tokoh reformis Mesir itu mengatakan, tidak ada tempat baginya dalam politik Mesir karena simbol rezim lama masih duduk dalam pemerintahan. ElBaradei juga menuding persiapan untuk membentuk konstitusi baru gagal dilaksanakan.
"Tidak ada keputusan yang diambil untuk membersihkan lembaga-lembaga negara, media milik pemerintah dan peradilan dari simbol rezim lama," imbuhnya.
Tudingan ElBaradei bukannya tidak berdasar, pasalnya Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir (SCAF) memilih untuk mempertahankan beberapa tokoh di rezim pemerintahan Husni Mubarak dalam pemerintahan transisi. Sebut saja Jaksa Agung Abdel Meguid Mahmud dan mantan Perdana Menteri Kamal al-Ganzuri yang kini menjabat sebagai PM transisi di negara itu.
Selain itu, ElBaradei juga mengecam tindakan represif yang dilakukan penguasa militer Mesir yang mengadili para aktivis gerakan revolusi. Kecaman ini mencerminkan kekecewaannya terhadap kepemimpinan SCAF.
SCAF telah berulang kali berjanji untuk menyerahkan kekuasaan penuh pada pemerintah sipil ketika presiden baru terpilih di akhir Juni mendatang, namun sebagian kalangan menilai militer masih akan mempertahankan peran politiknya di masa depan.
Pengunduran diri ElBaradei disesalkan oleh banyak kalangan, karena sebagian warga Mesir menilai ElBaradei adalah sosol ideal untuk membangun Mesir menjadi sebuah negara Demokrasi.
Namun ElBaradei menegaskan, meski tidak lagu mencalonkan diri dalam pemilu presiden dirinya akan terus bekerja sama dengan pemuda Mesir yang menumbangkan rezim Mubarak untuk membantu mereka memainkan peran aktif dalam politik.
()